JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Fadhil menjelaskan, pihaknya masih melakukan ujicoba pemakaian jembatan penyeberangan orang (JPO) Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ujicoba itu yang membuat penumpukan antrean di JPO tersebut.
Fadhil mengatakan, dengan ujicoba itu, pihaknya ingin mempelajari perilaku penumpang di stasiun agar menjadi eveluasi PT KCJ dalam pengoperasian JPO tersebut.
"Jadi sebetulnya bicara penumpukkan, biasa karena masih ujicoba. Penumpang juga harus membiasakan diri dengan perubahan-perubahan yang dilakukan. Its oke lah no problem," ujar Fadhil kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (12/3/2017).
Fadhil menjelaskan, dioperasikannya JPO tersebut bertujuan agar tak ada lagi penumpang yang melintasi rel kereta ketika hendak berganti peron. Selain itu, JPO itu juga dibangun untuk membantu PT KCJ dalam pengerjaan penyambungan peron 2 dan 3.
Para penumpang dialihkan untuk menaiki JPO agar pembangunan di peron itu bisa diselesaikan. Terkait sejumlah fasilitas pendukung seperti eskalator yang belum berfungsi optimal, Fadhil mengatakan akan segera membenahinya.
"Pembenahan yang kami lakukan pasti menimbulkan konsekuensi, perubahan flow. Kami targetkan Stasiun Tanah Abang enggak ada crossing di bawah, semua peronnya tinggi. Makanya kami naikkan ke atas," ujar Fadhil. (Baca: JPO Stasiun Tanah Abang yang Justru Membuat Penumpukan Penumpang)
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Stasiun Tanah Abang mulai dioperasikan Jumat (10/3/2017). Dengan dioperasikannya JPO tersebut maka sudah tidak ada lagi penumpang yang melintasi jalur rel saat akan berpindah peron.
JPO dengan panjang 60 meter dan lebar 6 meter ini dilengkapi dengan tiga tangga manual dan enam eskalator. Pada sisi kanan dan kiri JPO juga dipasang kaca.
Saat Kompas.com mendatangi JPO tersebut, tampak JPO masih belum beroperasi optimal. Ini terlihat dari eskalator dan tangga manual untuk menuju dan dari peron dua dan tiga.
Dari dua eskalator, satu di antaranya mati dan tangga manual pun belum berfungsi. Alhasil, warga pun menumpuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.