Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Tambah Waktu Pendaftaran Pemilih Putaran Kedua

Kompas.com - 14/03/2017, 06:56 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pendaftaran pemilih pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 di setiap kantor kelurahan dan posko-posko lainnya telah berakhir pada Senin (13/3/2017) kemarin.

Pendaftaran itu dimaksudkan untuk mengakomodasi pemilih yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada putaran pertama.

Lalu, bagaimana jika masih ada pemilih yang belum mendaftarkan dirinya setelah pendaftaran ditutup?

Komisioner KPU DKI Jakarta Moch Sidik mengatakan, pemilih yang belum juga terdaftar masih memiliki kesempatan untuk mendaftar saat KPU DKI Jakarta mengumumkan daftar pemilih sementara (DPS).

Pengumuman DPS akan dilakukan pada 22-28 Maret 2017, setelah DPS direkapitulasi dan ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota.

DPS akan diumumkan di setiap kantor kelurahan. Selain itu, DPS juga bisa dicek melalui laman KPU. Pada saat itulah, pemilih yang belum terdaftar bisa mendaftar ke panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat kelurahan.

"Kami buka ruang lagi selama 7 hari, tanggal 22-28, itu semua ngecek juga," ujar Sidik, Senin.

(baca: KPU DKI Batasi Penggunaan Dana Kampanye Putaran Kedua Rp 34 Miliar)

Sidik mengimbau agar semua pemilih, baik yang telah terdaftar dalam DPT putaran pertama, telah mendaftar pada masa pendaftaran, maupun yang belum mendaftar, untuk mengecek nama dan identitas kependudukan mereka.

Hal tersebut untuk memastikan bahwa pemilih yang bersangkutan telah terdaftar atau belum.

"Jangan-jangan orang yang sekarang menyerahkan datanya, identitasnya, kemudian ketika ditetapkan DPS, diumumkan, namanya enggak ada, hilang, karena itu bisa faktor teknis, human error, atau kesalahan input, bisa jadi seperti itu. Di ruang yang 7 hari itulah bisa diperbaiki," kata Sidik.

Pengecekan tersebut sekaligus dilakukan untuk mengawal DPS sebelum ditetapkan menjadi DPT. Dengan adanya respons yang proaktif

Penetapan DPT ini berkaitan erat dengan penyediaan surat suara. Sebab, surat suara dicetak sesuai ketentuan, yakni sejumlah DPT ditambah 2,5 persen jumlah DPT per TPS. Cadangan 2,5 persen tersebut pada prinsipnya bukan disediakan untuk pemilih yang tidak terdaftar, melainkan sebagai pengganti surat suara yang rusak.

Daftar pemilih tambahan tetap ada

Meski penyempurnaan DPT putaran kedua terus dilakukan, KPU DKI Jakarta tetap membuka adanya daftar pemilih tambahan (DPTb) pada hari pencoblosan 19 April 2017 nanti. DPTb merupakan pemilih yang tidak tercantum dalam DPT dan menggunakan E-KTP atau surat keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jalarta untuk mencoblos.

Mereka bisa menggunakan hak pilihnya satu jam sebelum TPS ditutup, yakni pukul 12.00-13.00 WIB. Namun, meski DPTb tetap dibuka, KPU DKI Jakarta tetap meminta warga proaktif mendaftar untuk jaminan tersedianya surat suara.

Sebab, pemilih DPTb hanya bisa memilih apabila surat suara masih tersedia.

"Pemilih DPTb yang menggunakan hak pilihnya pada hari H, tidak ada surat suaranya pada dasarnya. Makanya untuk langkah safe-nya, warga Jakarta ya daftarkan namanya, masukkan, kawal, supaya DPT namanya tercantum," ucap Sidik.

Kompas TV Hari Terakhir Upaya â??Jemput Bolaâ?? KPU DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com