Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan Pekerjaan Penjaga Jalan Lintasan Kereta Api...

Kompas.com - 14/03/2017, 16:23 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kali kereta api akan melewati pelintasan sebidang, penjaga jalan lintasan (PJL) selalu siaga menyalakan alarm dan menurunkan palang pintu.

Tujuannya tak lain agar pengendara kendaraan bermotor tak melintas demi keamanan mereka. Selama 24 jam, para PJL bekerja bergantian demi menjaga pelintasan sebidang itu.

Salah satunya adalah tujuh PJL di Pos JPL 40, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur. Ada tiga shift kerja di sana, yakni pukul 06.00-14.00, pukul 14.00-22.00, dan pukul 22.00-06.00 WIB.

Pada shift malam hari, hanya satu orang yang bertugas. Dalam satu pekan, mereka hanya memiliki libur satu hari.

"Kelihatannya sepele kerjaannya, duduk, naik turunin palang, tetapi risikonya paling besar. Kalau lalai, bisa dipenjara juga kami," ujar seorang PJL, Ahmad Fauzi, kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2017) siang.

(Baca juga: Pekan Depan, 14 Pelintasan Kereta Api Ini Akan Ditutup)

Fauzi mengatakan, meskipun pekerjaan mereka terlihat gampang, PJL harus memiliki kepekaan mengenai dari mana datangnya suara kereta.

Hal itu diperlukan untuk mengantisipasi jika mesin penginformasi datangnya kereta tak berfungsi.

"Kalau enggak bisa bedain suara dari kiri atau kanan aja fatal akibatnya. Ada kejadian kalau darurat, jadi enggak sepenuhnya mesin nyala. Kalau nge-blank, alat kan enggak selalu normal, ada kerusakan," kata dia.

Jika mesin tersebut rusak, para PJL berinisiatif untuk menyetop kendaraan bermotor agar tidak melintas terlebih dahulu.

Fauzi dan keenam temannya berharap para pengendara selalu memperhatikan bunyi alarm dan palang pintu stasiun. Mereka meminta warga tidak menerobos apabila palang pintu sudah diturunkan.

"Orang-orang tertib saja kami udah cukup senang. Begitu banyak orang, kami enggak bisa ngawasin satu per satu," ucap Fauzi.

Meski harus bekerja keras setiap hari, mereka selalu bersyukur. Mereka juga meminta warga mendoakan agar pekerjaan mereka lancar, aman, dan semua warga selamat.

Cara kerja PJL

Kereta melintas setiap 2-3 menit sekali di dekat pelintasan sebidang di Pasar Pramuka itu. Mereka mulai menutup palang pintu dan membunyikan alarm jika bunyi dari tombol buzzer menyala.

Tombol buzzer menyala otomatis apabila kereta mencapai 500 meter sampai 1 kilometer sebelum pelintasan sebidang. Selain itu, PJL menerima informasi dari PJL di pos sebelumnya.

"Di relnya ada sambungan. Kalau roda kereta lewat, nanti bunyi. Dari sana (pos) sudah lewat, telepon dulu ke mari. Yang dikabarin nama kereta yang lewat," kata Fauzi.

(Baca juga: Mesin Tiba-tiba Mati di Pelintasan, Sebuah Mobil Tersambar Kereta Api)

Setelah kereta melintas, PJL akan mematikan alarm dan menaikkan palang pintu. Mereka juga akan menginformasikan informasi mengenai kereta yang lewat kepada PJL di pos selanjutnya.

Atas dasar itu, sedianya warga tidak meremehkan pekerjaan para PJL yang terlihat mudah, tetapi sesungguhnya menanggung tanggung jawab yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com