JAKARTA, KOMPAS.com - Reklamasi Teluk Jakarta merupakan salah satu isu yang hangat dibahas. Apalagi, pada masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Masing-masing pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta memiliki pandangan sendiri soal proyek reklamasi tersebut.
Dua paslon yang sedang bertanding, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, memiliki sikap yang berbeda terkait proyek reklamasi di Teluk Jakarta.
Adapun Ahok-Djarot selaku pasangan calon petahana, konsisten untuk melanjutkan reklamasi.
Mereka menilai bahwa reklamasi perlu dilakukan untuk beragam kepentingan, salah satunya potensi pembukaan 1 juta lapangan kerja.
(Baca juga: Ahok: Anies-Sandi Menghina Pak Harto yang Buat Reklamasi)
Berbeda dengan Ahok-Djarot, paslon nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menilai bahwa reklamasi perlu dihentikan.
Sebab, Anies-Sandi melihat sejumlah persoalan, mulai dari pelanggaran aturan, proses tidak transparan, hingga kerugian bagi nelayan yang mungkin timbul karena proyek reklamasi.
Janji hentikan reklamasi
Menghentikan rekalamasi ini juga masuk dalam 23 janji kerja Anies-Sandi.
Terkait pembahasan mengenai reklamasi, Anies-Sandi berbicara dengan sejumlah pihak, termasuk nelayan dan perwakilan lembaga advokasi lingkungan hidup.
Dalam pertemuannya dengan nelayan, Sandiaga berjanji untuk menghentikan reklamasi. Atas sikapnya itu, Sandiaga mengaku tidak takut dianggap melawan hukum.
"Untuk reklamasi, kami sudah keluarkan (pernyataan), bahwa kami akan menghentikan reklamasi," ujar Sandiaga saat mendatangi warga Kampung Nelayan di Jakarta Utara, Jumat (18/11/2016).
Kemudian, dalam pertemuan dengan lembaga advokasi lingkungan hidup, Greenpeace, Anies mengutarakan hal serupa.
Dia memastikan akan menghentikan reklamasi bila terpilih memimpin Jakarta periode 2017-2022.
"Untuk reklamasi, posisi kami jelas. Kami tidak setuju dan akan menghentikannya. Kami punya rencana berbeda dari apa yang dijalankan Pemprov DKI sekarang," ujar Anies saat bertandang ke Greenpeace, di Jakarta, Jumat (16/2/2016).