JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, bersilaturahim dengan para seniman wayang orang dan ketoprak di Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (22/3/2017).
Kesempatan itu digunakan oleh seniman Yayasan Adhi Budaya Jakarta untuk mengungkapkan keluh kesahnya kepada Djarot.
Pimpinan Yayasan Adhi Budaya Jakarta Aris Mukadi menceritakan kesulitan yang mereka alami setiap menggelar pementasan.
"Saya di panggung ketoprak itu sudah 60 tahun. Kami juga menyadari kelompok kesenian wayang orang dan ketoprak bukan PNS, jadi kami hanya mengandalkan hasil penjualan tiket," ujar Aris.
(Baca juga: "Tidak Ada Maksud Pak Djarot Sok Tahu Urusan Hukum Mas Sandi")
Ia meminta pemerintah bisa memperhatikan nasib para seniman ini, khususnya terkait bantuan dana tiap mereka melakukan pementasan.
Bantuan tersebut, kata Aris, bukan untuk honor para seniman, melainkan untuk kepentingan pementasan itu sendiri.
"Nasib kami ini hanya dapat berharap dari kasihan Bapak yang mungkin bisa merasakan kebutuhan kami dalam melestarikan kesenian itu," ujar Aris.
Mendengar hal itu, Djarot menyampaikan bahwa pemerintah memang harus turun tangan untuk urusan kebudayaan.
Hal ini agar seni budaya tidak punah dan masih bisa dilestarikan generasi selanjutnya.
"Saya juga sudah ngomong sama Dinas Pariwisata sebelum saya cuti, tugasmu adalah bikin sebanyak mungkin acara budaya dan kesenian di Jakarta," ujar Djarot.
Pementasan budaya seperti yang dilakukan Yayasan Adhi Budaya bisa bekerja sama dengan Dinas Pariwisata.
Djarot mengatakan, melestarikan kebudayaan begitu penting. Sebab, seni dan budaya bisa melunakan hati seseorang.
"Supaya kita tidak keras. Hati kita tidak keras. Hati kita tidak suka marah-marah. Emosi kita lembut dan enggak suka marah-marahin orang," kata Djarot.
(Baca juga: Cerita Djarot tentang Akun Instagramnya )
Dalam kegiatan itu, Djarot juga menceritakan pengalamannya dalam bermain ketoprak bersama alumni perguruan tinggi negeri se-Indonesia, tahun lalu.
Ketika itu, Djarot bermain ketoprak bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia juga menceritakan hobinya menonton ketoprak dan wayang orang.
Djarot prihatin karena tidak banyak orang yang menonton kesenian itu. "Yang nonton hanya 20 orang dan kebanyakan turis," ujar Djarot.