Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Pak Djarot Kan Bukan Ahli Hukum, Selayaknya Jangan Komentar

Kompas.com - 27/03/2017, 16:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menanggapi santai pernyataan rivalnya dalam Pilkada DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, yang menilai dirinya minta keringanan ke Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan penggelapan.

Menurut Sandi, dia berhak untuk tidak menghadiri undangan klarifikasi dari polisi karena belum masuk materi pemeriksaan.

"Yang kami terima adalah undangan untuk klarifikasi. Pak Djarot kan bukan ahli hukum, selayaknya jangan berkomentar terhadap permasalahan hukum. Tapi ya enggak apa-apa, namanya juga politik. Dia berhak berkomentar, enggak usah baper. Kami OK OCE banget kok," kata Sandi usai memberi pelatihan OK-OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) di Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2017).

(Baca juga: Sandiaga Pastikan Penuhi Undangan Polda Metro Berikutnya)

Sandi menyampaikan, ketidakhadirannya pada undangan dari Polda Metro Jaya telah dikonsultasikan ke tim hukumnya.

Kemudian, agenda kegiatannya yang padat membuat Sandi akhirnya memutuskan untuk tidak hadir saat itu.

Namun, jika ada undangan berikutnya dari Polda Metro Jaya, Sandi berjanji akan datang.

"Kalau ada surat undangan kedua untuk klarifikasi, pasti saya datang. Saya sudah minta izin, karena saya tidak mau ini jadi polemik berkepanjangan," kata Sandi.

Terlepas dari kasus hukumnya, Sandi berpendapat, menjelang hari pemungutan suara pada 19 April 2017 mendatang, semakin banyak komentar dan pernyataan negatif yang dilayangkan kepadanya dan Anies Baswedan. Terhadap itu, Sandi mengaku siap menghadapi hal tersebut.

Djarot siang tadi mengatakan bahwa semua proses hukum harus dihadapi.

(Baca juga: Djarot Heran Sandiaga Minta Keringanan Kasusnya di Polisi)

Dia mencontohkan dirinya yang mengikuti proses hukum dalam kasus penghadangan beberapa bulan lalu.

"Apa berat banget (sampai) minta keringanan? Ya enggak tahulah itu (urusan) yang bersangkutan. Saya cuma sampaikan negara kita itu negara hukum," ujar Djarot di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com