Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli dari PBNU: Isu Penodaan Agama Ini Digoreng Dalam Konteks Pilkada

Kompas.com - 30/03/2017, 09:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas'udi menilai kasus dugaan penodaan agama yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat berkaitan dengan Pilkada DKI 2017. Ahok saat ini merupakan calon gubernur DKI Jakarta.

"Sebenarnya isu ini digoreng dalam konteks pilkada, ini jadi sama dengan politik ya," kata Masdar usai menjadi saksi ahli dalam persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Rabu (29/3/2017) malam.

Baca: Saksi Ahli Nilai Ucapan Ahok Soal Al Maidah untuk Kritik Politisi

Masdar menyinggung surat Al Mumtahanah ayat 8. Masdar mengatakan, orang non-muslim yang harus dihindari adalah mereka yang memusuhi umat muslim. Masdar pun menegaskan warga tidak boleh mendiskriminasi orang lain berdasarkan agama mereka.

"Kita ini negara kebangsaan, tidak boleh mendiskriminasi orang di ruang publik berdasarkan faktor-faktor primordial," ujar Masdar.

"Nanti kalau ada isu SARA, ada isu agama, ada orang yang sukunya beda lalu tidak boleh dipilih, yang etnisnya beda tidak boleh dipilih, rusak negeri ini," kata Masdar.

Masdar mengatakan hal yang terpenting untuk dimiliki seorang pemimpin adalah adil dan bisa mengayomi masyarakat. Pemimpin yang adil tidak akan mendiskriminasi warganya berdasarkan SARA.

"Negara ini harus mengayomi pihak sama dan sejajar, enggak boleh memilih berdasarkan faktor (primordial) tertentu, bisa rusak negeri ini," kata Masdar.

Baca juga: Ahli Agama: Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI Picu Masalah Membesar

Kompas TV Sidang Ke-16, Kuasa Hukum Ahok Hadirkan 7 Ahli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com