JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai 1 April mendatang, sepuluh trayek angkot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) akan mulai efektif menjadi layanan angkutan pengumpan atau feeder bus transjakarta.
Dalam skema kerja sama yang diterapkan antara PT Transportasi Jakarta dan pengurus KWK, penumpang transjakarta dapat naik angkot KWK pada jam-jam tertentu secara gratis.
Dengan hanya menunjukan kartu khusus yang diberi nama "Sahabat KWK", penumpang tidak perlu lagi membayar ongkos ke sopir angkot. Aturan ini berlaku setiap hari pada pukul 05.00–09.00 WIB, dan pukul 16.00–20.00 WIB.
Pada Kamis (30/3/2017), Kompas.com menemui sejumlah sopir angkot KWK trayek Cililitan-Condet (M07), salah satu dari sepuluh trayek KWK yang dipilih menjadi layanan feeder transjakarta.
Baca: Jika Angkotnya Gratis, Sopir KWK Dapat Uang dari Mana?
Para sopir menyatakan tak keberatan harus mengangkut penumpang gratis. Namun, mereka berharap diberi uang untuk mengisi bahan bakar.
Salah satunya adalah Heri (40). Menurut Heri, saat sosialisasi yang disampaikan pengurus pada Selasa (28/3/2017), ia dan rekan-rekannya sesama sopir sudah menyampaikan masukan agar diberi uang untuk bahan bakar. Namun, pengurus KWK disebutnya meminta waktu selama tiga bulan.
"Katanya uji coba dulu. Kalau tiga bulan berhasil baru uang bensinnya dikasih," ujar bapak tiga anak ini.
Sehari-harinya, Heri bekerja dengan sistem berbagi shift dengan seorang rekannya yang lain. Shift pertama pada pukul 05.30-12.00, dan shift kedua 13.00-20.00.
Setiap hari, jumlah setoran yang harus diberikan Heri dan rekannya ke pemilik mobil adalah sekitar Rp 180.000. Sedangkan uang bahan bakar yang harus dikeluarkan mencapai Rp 150.000.
Baca: Ini 10 Trayek Angkot KWK yang Layani Gratis Penumpang Transjakarta
Menurut Heri, pemilik mobil tak ada memberikan uang khusus untuk bahan bakar kepada sopir. Sehingga uang bahan bakar dicari sendiri oleh sopir dari hasil ongkos yang dibayar penumpang.
Saat ini, tarif angkot KWK Condet-Cililitan untuk sekali jalan adalah Rp 4.000. Menurut Heri, pemasukan bersih yang rata-rata diterimanya setiap hari hanya berkisar Rp 80.000-90.000.
"Makanya kalau dibebani bensin saya bingung," ucap pria yang sudah 17 tahun berprofesi sebagai sopir angkutan umum ini.
Hal serupa juga dilontarkan Yusuf (28). Menurut Yusuf, saat ini uang bahan bakar per hari yang harus dikeluarkan untuk angkot yang dikemudikannya mencapai Rp 150.000-160.000. Biaya tersebut dibagi dua oleh Yusuf dan seorang rekannya yang lain.