Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Jangan Terlalu 'Baper' dan Dikaitkan dengan Pilkada

Kompas.com - 06/04/2017, 16:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan pelaksanaan program bedah rumah tak berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pelaksanaan bedah rumah dinilai memiliki tujuan politis karena akan dilaksanakan pada 17 April 2017, atau dua hari menjelang pemungutan suara putaran kedua.

Djarot mengatakan, program bedah rumah tetap dilaksanakan pada waktu yang telah ditetapkan meski tak ada pilkada.

"Jadi jangan terlalu baper (bawa perasaan) dan dikaitkan dengan pilkada," kata Djarot, di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (6/4/2017).

(baca: Kenapa Bedah Rumah Dilakukan 2 Hari Sebelum Pilkada?)

Djarot mengatakan, program-program lain seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), layanan ketuk pintu, juga tetap berjalan di saat tahapan pilkada berlangsung.

Sebagai petahana, Djarot mengaku sempat berkomunikasi dengan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sebelum masa cuti karena kampanye untuk membicarakan program Pemprov DKI Jakarta.

"Pak Ahok pesan sebelum dia cuti dan ada beberapa perlu disempurnakan termasuk revitalisasi kawasan. Kami terima kasih kalau Plt kerja saat kami cuti," kata Djarot.

(baca: "Pasukan Merah" Akan Dibantu "Pasukan Pelangi" Saat Bedah Rumah di Cilincing)

Adapun rencana pelaksanaan program bedah rumah itu ditanggapi oleh calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Sandiaga mengatakan tak sedikit warga yang bertanya mengapa pelaksanaan program bedah rumah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui "pasukan merah" dilaksanakan mulai 17 April 2017, atau dua hari sebelum pencoblosan pada 19 April.

"Kalau memang itu program banyak yang mempertanyakan timing (waktu) dan motivasi, kok dilakukan dua hari, pas hari tenang malah," kata Sandiaga, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017).

(baca: Ini Kriteria Rumah yang Dibedah "Pasukan Merah")

Secara terpisah, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan DKI Jakarta Bambang Sugiyono mengatakan, tidak ada maksud politis di balik program bedah rumah yang dilaksanakan dua hari sebelum pencoblosan itu.

"Kalau semua serba dikaitkan ke urusan politik ya bisa saja, tetapi kami kan bekerja apa adanya. Program bedah rumah juga bukan baru ada sekarang," ujar Bambang di Balai Kota DKI Jakarta.

(baca: "Pasukan Merah" Akan Dibantu "Pasukan Pelangi" Saat Bedah Rumah di Cilincing)

Kompas TV Ahok Djarot Bicara Soal Elektabilitas Menurun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com