Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ahok-Djarot: Bagaimana Kami Percaya Lembaga Survei yang Salah Prediksinya?

Kompas.com - 16/04/2017, 07:14 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sekretaris Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat, Ace Hasan Syadzily, menanggapi hasil survei yang dipublikasikan sejumlah lembaga.

Dia mengapresiasi hasil survei yang menyatakan elektabilitas Ahok-Djarot unggul dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan meragukan hasil survei yang menyatakan elektabilitas Ahok-Djarot di bawah elektabilitas Anies-Sandiaga.

"Kami apresiasi hasil survei Charta Politika karena pasangan petahana unggul dengan (tingkat elektabilitas) 47,3 persen dibanding pesaingnya, Anies-Sandi, dengan 44,8 persen," kata Ace, kepada Kompas.com, Minggu (16/4/2017) pagi.

(baca: Survei Charta: Elektabilitas Ahok-Djarot 47,3 %, Anies Sandi 44,8 %)

Menurut Ace, hasil survei Charta Politika sejalan dengan tingkat kepuasan publik yang meningkat terhadap kinerja Ahok-Djarot memimpin di Jakarta.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar itu menilai elektabilitas Anies-Sandi menurun jelang hari pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Ace meragukan hasil survei yang menempatkan elektabilitas Anies-Sandi unggul dari Ahok-Djarot.

Dia tidak menyebutkan lembaga survei yang mana yang dimaksud, namun menurut Ace, ada lembaga yang pada putaran pertama Pilkada DKI memprediksi Ahok-Djarot tidak lolos hingga putaran kedua.

"Ada lembaga survei yang memenangkan kubu sana dan menyatakan Ahok-Djarot kalah di putaran pertama. Bagaimana kami percaya sama lembaga yang salah melulu prediksinya?" tutur Ace.

(baca: Perbandingan Hasil Survei 3 Lembaga Terkait Elektabilitas Cagub-Cawagub DKI)

Kompas TV Hasil Survei Charta Politika, Ahok-Djarot Unggul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com