Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2017, 14:37 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com-  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mencurigai ada "permainan"  yang dilakukan pemilik tanah di kawasan Bukit Duri  Jakarta Selatan.

Hal itu menyusul adanya aduan dari warga Bukit Duri yang tidak mendapatkan rusun setelah kontrakannya yang berada di Bukit Duri di gusur oleh Pemprov DKI.

Ahok mengatakan, harusnya seluruh warga Bukit Duri yang terdampak penggusuran, baik yang memiliki sertifikat lahan maupun warga yang mengontrak diperbolehkan mendapatkan rusun.

Ahok curiga, trik yang digunakan oleh pemilik lahan dengan mengulur waktu penggusuran. Selanjutnya pemilik lahan akan meminta kepada pengontrak rumah untuk keluar dari rumah.

Kemudian rumah itu dialihkan kepada keluarga atau kerabat dekatnya. Padahal, warga yang sebelumnya mengontrak seharusnya mendapat hak rusun.

Baca: Sambil Menangis, Warga Bukit Duri Minta Rusun kepada Ahok

"Orang miskin biasanya ngontrak 10-20 tahun, KTP udah lama di situ, itu diusir. Sehingga waktu mau dapat kunci rusun, yang tinggal 20 tahun karena status kontrak, KTP di sana enggak dapat. Dia ganti tuh tuan rumah (dengan) saudaranya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2017).

Ahok menjelaskan, untuk meminimalisir kecurangan itu, ia ingin kunci rusun dibagikan per-KTP untuk warga Bukit Duri.

"Saya bilang satu KTP satu (kepala keluarga) saja. Bingung enggak dia. Masukin keluarganya. Kalau kamu punya rumah dimasukin, kamu tinggal di rusun, pasti enggak tinggal," ujar Ahok.

"Akhirnya nyalain lampu, tutup gorden (pura-pura tinggal di rusun). Itu ya kami sita kembali. Disita, kembali ngamuk, ribut, demo kayak dulu tinggal di pinggir sungai," ujar Ahok.

Baca: Ciliwung Merdeka Sebut Mayoritas Warga Korban Gusuran di Bukit Duri Belum Dapat Rusun

Selasa pagi warga Bukit Duri, Siti Haroh mendatangi Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat. Siti memohon agar diberikan rusun sebagai tempat tinggal oleh Ahok.

Kepada Ahok, Siti mengatakan bahwa hanya keluarganya dan seorang temannya yang tidak mendapat rusun dengan alasan tidak memiliki lahan di lokasi penggusuran tersebut.

Kompas TV Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung, melanda sejumlah wilayah di Jakarta, seperti di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan, dan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/2). Gubernur DKI Jakarta mengatakan banjir masih melanda ibu kota karena proyek normalisasi masih belum rampung. Sekitar 11 jam, air kiriman dari Bogor yang membanjiri Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, telah surut sejak Kamis siang (16/2). Warga pun membersihkan lumpur bekas banjir yang mengotori tempat tinggal mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Megapolitan
KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

Megapolitan
15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Megapolitan
Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara 'Online'

Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara "Online"

Megapolitan
F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

Megapolitan
Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

Megapolitan
Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

Megapolitan
Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Megapolitan
Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com