JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memulai proyek pembangunan tiga jalan layang (flyover) dan tiga terowomgan (underpass). Tiga flyover yang dibangun masing-masing di Pancoran, Bintaro, dan Cipinang Lontar.
Sedangkan tiga underpass masing-masing di Lebak Bulus, Mampang, dan Matraman. Seiring berjalanannya waktu, perkembangan pembangunan mengharuskan dilakukannya penutupan jalan yang diperuntukan untuk area proyek.
Akibatnya, terjadi penyempitan jalan yang kemudian berdampak terhadap kemacetan lalu lintas. Terjadinya kemacetan lalu lintas ini dalam sebulan belakangan banyak dikeluhkan warga.
Keluhan seringkali dilontarkan pada jam-jam sibuk, seperti pada pagi maupun sore hari. Kendati demikian, sampai sejauh ini belum pernah ada penutupan jalan di lokasi tersebut.
Baca: Ada Proyek Flyover, Perempatan Pancoran Berpotensi Macet Sepanjang Hari
Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan pola penanganan arus lalu lintas di tiga lokasi pembangunan flyover dan underpass disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Menurut Sigit, tidak adanya penutupan jalan pada jam-jam sibuk justru untuk mencegah kemacetan yang lebih parah. Karena itu, ia menyatakan penutupan hanya dilakukan pada malam hari.
Baca: Sumarsono Minta Warga Bersabar Hadapi Kemacetan di Pancoran
Apalagi, kata dia, di lokasi sudah dilakukan detour (penambahan ruas jalan menggunakan trotoar) dan penambahan durasi lampu hijau di tiap traffic light (TL).
Selain itu, Sigit menyebut di setiap lokasi juga disiagakan sebanyak enam sampai 10 petugas pengatur lalin untuk membantu pihak kepolisian. Mereka disiagakan sejak pagi hingga malam dalam dua shift kerja.
"Saat percepatan pembangunan dilakukan penutupan jalan mulai pukul 23.00-04.00, kami siagakan 20 personel untuk pengalihan arus," ujar dia.