Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Pilu Berulang di Jalur Puncak

Kompas.com - 26/04/2017, 16:00 WIB

Kisah pilu dan kesedihan akibat kecelakaan di jalur Puncak, Bogor, mungkin tak akan berakhir, seperti kejadian di tanjakan Selangor, Sabtu lalu. Hari itu, empat orang meninggal ketika bus wisata yang remnya blong menghantam kendaraan.

Solusi penanganan kepadatan dan keruwetan jalur Puncak, ruas jalan 22,5 kilometer, mulai persimpangan Pos Polisi Gadog (Ciawi) ke Puncak Pass (Cisarua) melewati Megamendung di Kabupaten Bogor belum juga konkret. Yang konkret malah rencana Gerakan Masyarakat Puncak Bogor (GMPB) menutup jalur, menuntut penghapusan kebijakan satu jalur (one way) di jalur Puncak. Surat permohonan berdemo sudah mereka sampaikan ke Polres Bogor, Selasa (25/4) siang.

"Agar semua pihak 'melek', kebijakan satu jalur dan tak dibangunnya infrastruktur jalan penunjang jalur Puncak bertahun-tahun hanya mementingkan wisatawan, pemilik obyek wisata, dan pemilik vila. Masyarakat kebanyakan warga Puncak, Cisarua, menderita," kata Iman Sukarya, Ketua Umum Ikatan Komunitas Kawasan Puncak dan Sekitarnya, motor GMPB.

Untuk tanjakan Selangor, yang jelas banyak kecelakaan, nyaris tanpa pembenahan. Padahal, kondisi fisik tanjakan yang namanya dari nama hotel melati itu membahayakan jika terjadi antrean kendaraan, baik dari bawah (timur/Gadog) maupun atas (barat/Puncak).

Di badan jalan tepat di depan jalan masuk hotel, di utara jalur, ada cekungan yang menghambat dan membahayakan kendaraan menuju ke atas. Dari atas, karena jalan kecil, dari dua lajur jadi satu lajur, lalu lintas tersendat ketika dari tanjakan Selangor menuju Gadog melewati persimpangan Pasir Angin yang ramai keluar masuk kendaraan.

Kekhawatiran lain, saat diberlakukan satu arah, sepeda motor masih dibolehkan melintas di jalur berlawanan. Di sisi lain, pengemudi mobil seperti berlomba-lomba mengebut.

Teja Purwadi (36) warga Desa Cilember, Cisarua, mengatakan, kebijakan satu arah perlu dikaji untuk mendapat formulasi waktu penerapannya yang pas. Itu agar wisatawan dan aktivitas warga setempat tidak terganggu.

"Apakah kepolisian bisa menentukan batas kecepatan saat satu arah? Pengendara mobil ketika satu arah seperti di jalan tol. Dari atas ngebut," katanya.

Kalaupun sepeda motor boleh melawan arus, diharapkan ada batas jalur dengan mobil. Pemda diharap membuat kantong-kantong peristirahatan lebih banyak di jalur Puncak. Itu agar kendaraan bisa menunggu di dalam jalur saat satu arah, bukan di ujung jalur, jalan tol, atau jalan desa.

Kepala Satlantas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama mengatakan, kecelakaan bus di tanjakan Selangor mengukuhkan jajarannya bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor melaksanakan razia pada bus yang melintas di wilayahnya. Pihaknya tak akan ragu menghentikan perjalanan.

"Kami siap pasang badan dimarahi dan dicaci maki, dituduh cari-cari kesalahan. Kami akan berhentikan bus tidak laik jalan dan akan menelepon perusahaan busnya untuk mengirim bus pengganti," kata Hasby.

Jalur Puncak sudah jauh dari ideal. Jalur 22,5 km itu idealnya untuk 5.000 kendaraan. Faktanya, pada akhir pekan minimal 35.000 kendaraan masuk jalur.

Psikolog sosial Zainoel Biran mengatakan, kesalehan sosial menipis, di antaranya membuat kecelakaan lalu lintas tidak menjadi pelajaran penting. Malah menjadi tontonan.

Ditambah perilaku penegak hukum yang menganggap kasus kecelakaan bisa diselesaikan "kekeluargaan", tangis dan pilu kesedihan akan berulang.

(RATIH PRAHESTI SUDARSONO)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 April 2017, di halaman 28 dengan judul "Tangis Pilu Berulang di Jalur Puncak".

Kompas TV Lajur Menuju Puncak Terpantau Ramai Lancar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com