Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wanita yang Dikunjungi dan Dipanggil Umi oleh Ahok

Kompas.com - 27/04/2017, 06:27 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senang sekaligus terharu, itulah yang dirasakan Arlhen Christine atau Ibu Nurul (66) kala Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengunjungi rumahnya di Kompleks Sekretariat Negara, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (24/4/2017).

Nurul bercerita, Ahok datang tidak dengan tangan kosong. Ia membawakan durian, buah yang sangat disukai Nurul.

"Seorang raja, sultan Jakarta ya datang ke rumah rakyat yang bukan siapa-siapa. Umi bukan orang terkenal, rasanya ya senang, terharu," ujar Nurul menceritakan pertemuan dengan Ahok kepada Kompas.com di rumahnya, Rabu (26/4/2017).

Nurul menuturkan, banyak hal yang dia bicarakan dengan Ahok kala itu. Salah satunya Nurul meminta Ahok tetap bersabar. Menurut Nurul, meski Ahok nanti tak lagi jadi gubernur, Ahok tetap menjadi sosok yang dibutuhkan Jakarta.

Nurul bahkan meminta agar Ahok tak pergi ke luar kota maupun ke luar negeri.

"Ngobrol tentang ke depannya supaya Ahok bersabar, tetap berusaha dengan sekuat tenaga, dengan kejujuran, kerja keras, ikhlas, walaupun tidak jadi gubernur masih bisa berbakti kepada negara ini karena memang rakyat membutuhkan seperti itu," kata dia.

Di mata Nurul, Ahok adalah pemimpin yang meneladani sifat-sifat sahabat nabi. Ia menceritakan, seusai mengunjungi rumahnya, Ahok ditemui warga di sekitar yang istrinya sakit.

Ahok langsung menjenguk dan memberi bantuan kepada warga tersebut. Tak hanya itu, Nurul juga melihat Ahok sebagai sosok pekerja keras.

"Sosok seorang pemimpin yang orangnya perilakunya Islam. Jadi jujur, lurus, kerja keras, tepat waktu," ucapnya.

 

"Pulanglah tanggal 19 April nanti nak, tinggalkanlah sebentar pekerjaanmu itu," kata Nyokap ke gue. Saat itu gue bilang ke dia bahwa akan pergi ke Makassar. "Kasian Ahok, orang Islam banyak yg benci dia," katanya prihatin. Gue sendiri walaupun ada di Jakarta di hari Rabu itu sebenernya pun belum tentu akan ke TPS. Gue punya alasan sendiri tentang pendirian yg belum berubah sejak tahun 2002 itu......maleslah diskusi pendirian politik di socmed ih! Nyokap sudah beberapa kali bertemu Ahok alias @basukibtp dia punya cukup pendapat personal tentang cowo berkacamata yg sebenernya bacotnya gak beda jauh dengan anaknya ini. Dia pun rela gak mudik ke Sumatra Barat karena mayoritas orang disana (keluarga maksudnya) gak suka pada si Gubernur Jakarte ini. Gue masih inget saat trakhir kami di Payakumbuh dan Nyokap habis dibully keluarga akibat pilihan politiknya yang bersebrangan dengan 87,6% bangsa Minangkabau itu. Kemudian walau belum resmi #ahok praktis sudah kalah di pemilihan Gubernur kali ini dengan angka yg bagi saya cukup telak. Di tengah shooting di Kabupaten Takalar, Nyokap nelpon, ngedumel sembari terdengar agak menangis dgn kumpulan kalimatnya yang sangat khas dan sebagian besar gue hapal banget. Beberapa hari kemudian seorang kawan yang bekerja untuk Ahok menelpon saya, menanyakan alamat dan berkata bahwa "Bapak mau dateng ke rumah nyokap loe cup," lalu saya berikan alamat rumah kedua orang tua saya lengkap dengan posisi pintu yang sebaiknya digedor keras agar dia mengira bahwa sayalah yang datang. Juga saya pesankan buah kegemaran Ibu saya itu, yang sejak saya remaja sampai hari ini masih sering membuat kami berebutan memamahnya. Tadi pagi buta menjelang keberangkatan ke Jakarta dari Makassar, #ibu saya mengirimkan sms yang berbunyi "Lagi saur duren dibawain Ahok, amak mantap! Perjumpaan lancar aman kondusif ky ktemu babe hahaha!" Yang saya jawab "Dibawain 5 kg gak?" Lalu Ibu saya itu menelpon saya di pukul 3.58 WITA dan dengan penuh semangat menceritakan kisah pertemuannya dengan idola dan harapannya itu. Makasi masbro @basukibtp Nyokap gue ketawa melulu seharian ini, kami memang blm bertemu lagi, tapi nada di teks atau suaranya menggambarkan kebahagiaan.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Andibachtiar Yusuf (@andibachtiar) pada Apr 25, 2017 pada 6:36 PDT

Nurul menilai, banyak orang yang tidak menyukai Ahok karena wataknya yang keras dan kadang suka marah. Namun bagi Nurul, watak tersebut ada kalanya dibutuhkan demi mendidik. Marahnya Ahok, kata Nurul, merupakan tanda bahwa Ahok menyayangi warga. 

Selama Ahok memimpin DKI Jakarta, banyak perubahan yang dirasakan Nurul. Salah satunya yakni daerah tempat tinggalnya kini tak lagi banjir. Nurul juga senang Ahok memberi bantuan kepada anak-anak melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Bagi Nurul, kunjungan Ahok ke rumahnya memang bukan pertemuan pertama. Ia mengaku sudah lebih dari empat kali bertemu Ahok. Kala itu, Nurul ingin menyampaikan simpatinya kepada Ahok yang terjerat dugaan penodaan agama.

Ia mencari Ahok dengan datang ke Rumah Lembang. Akhirnya mereka bertemu di sana. Dalam pertemuan pertama mereka, Nurul menyebut bahwa Ahok langsung memanggilnya dengan panggilan Umi.

"Umi setelah ketemu dia, dia pula yang panggil Umi pertama kali Umi di sana. Umi kata dia, padahal belum kenal, hanya ingin datang," ujar Nurul.

Setelah pertemuan itu, Nurul juga beberapa kali bertemu Ahok, baik di Rumah Lembang, maupun di Jalan Proklamasi. Nurul senang pemimpin seperti Ahok mau turun langsung menemui warganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com