Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Prediksi Konstelasi Pilpres 2019 dari Pilkada Jakarta

Kompas.com - 04/05/2017, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri


Munculnya AHY sebagai kandidat gubernur DKI Jakarta dari poros yang dimotori PD, dan didukung koalisi lama mereka ketika memerintah selama dua periode, yaitu PPP, PKB, dan PAN, memberikan napas baru bagi kader dan konstituen PD. Ada gairah yang muncul dengan keberadaan AHY. Seakan-akan, PD mendapatkan kembali sosok calon pemimpin yang lama hilang, setelah SBY tidak bisa mencalonkan kembali sebagai Presiden karena telah dua periode menjabat.

Dan, gairah ini pun bukan hanya dirasakan oleh PD, melainkan juga masyarakat Indonesia di berbagai pelosok. Figur AHY yang cerdas, tegas, rupawan, dan yang paling penting, muda, membuatnya menjadi idola baru. Membuat generasi muda saat ini berkurang alerginya saat membicarakan politik.

Kekalahan AHY di Pilkada Jakarta tidak mengikis pesonanya. Perjuangan AHY selama 4,5 bulan berkeliling Jakarta, membuat dia terekspos secara nasional. Liputan luar biasa luasnya mengarah kepada AHY sebagai salah satu kandidat, baik melalui media televisi, radio, koran, majalah, maupun media online dan media sosial.

Tingkat popularitasnya pun melonjak tajam, mendekati presiden saat ini, Jokowi, menurut beberapa survei. Keberhasilannya untuk menaikkan elektabilitasnya dari 2% sebelum Pilkada Jakarta, menjadi 17%, bahkan sempat 37% di Desember 2016, merupakan prestasi yang luar biasa. Ini mengingat AHY baru masuk ke dunia politik 23 September 2016 lalu, dan bertarung dengan Basuki dan Anies Baswedan yang sudah bertahun-tahun berkiprah di dunia ini.

Fakta ini semakin dikuatkan dengan concession speech-nya yang memukau. Menunjukkan kebesaran hati seorang pemimpin muda. Bukannya mencari-cari alasan atas kekalahannya, melainkan menerimanya dengan jiwa ksatria dan lapang dada. Suatu teladan yang langka saat ini.

Lalu, apakah Partai Demokrat akan mengajukan AHY sebagai capres di 2019? Peluang ini memang terbuka, namun perlu mempertimbangkan dua prasyarat. Pertama, kemenangan kader-kader PD di pilkada di berbagai daerah pada tahun 2018, khususnya di daerah-daerah strategis seperti tiga provinsi di pulau Jawa. Kedua, peran AHY dalam usaha pemenangan kader-kader PD tersebut.

Jika memang AHY terlibat aktif dalam usaha pemenangannya, dan mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat di setiap lokasi yang didatanginya, tentunya jalan lebih terbuka bagi AHY untuk bertarung langsung di pilpres.

Hanya, jika memang PD masih merasa belum percaya diri untuk ikut memperebutkan posisi calon Presiden, AHY memiliki kemungkinan untuk dipinang sebagai calon wakil presiden. Lalu, AHY lebih tepat, dan bakal lebih membantu elektabilitas siapa, menjadi cawapres Jokowi atau Prabowo?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com