Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Prediksi Konstelasi Pilpres 2019 dari Pilkada Jakarta

Kompas.com - 04/05/2017, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri


Sosok AHY yang kalem dan muda, memang menarik untuk disandingkan dengan Prabowo yang sudah cukup senior. Kedua figur sama-sama cerdas, tegas, pejuang, cinta NKRI, jujur, bersih dari korupsi, dan berpenampilan keren. Kematangan Prabowo akan dilengkapi dengan kreativitas jiwa muda AHY.  Figur Prabowo yang sangat serius, akan mendapatkan penyeimbang dari AHY yang bisa tampil lebih santai.

Sedangkan dari kekuatan politik, Prabowo dengan Gerindra-nya mewakili kelompok nasionalis, sedangkan AHY dengan Partai Demokrat mewakili kelompok nasionalis religius.

Pertanyaan terbesarnya adalah, bagaimana dengan PKS sebagai salah satu sekutu terdekat Partai Gerindra selama ini? Apakah mereka rela posisi calon wakil presiden diisi oleh bukan kader mereka? Sedangkan mereka juga memiliki kader-kader yang cukup potensial juga, seperti Aher? Apakah PKS malah merapat ke poros lainnya?

Jika bersanding dengan Jokowi, peran AHY bisa lebih mendasar dan melengkapi. Jokowi sosok ceplas-ceplos jika berbicara, AHY berbicara dengan sangat sistematis dan teratur, Jokowi senang bergerak cepat dan AHY pun demikian, sosok pengusaha-birokrat Jokowi yang penuh fleksibilitas dan mantan militer-nya AHY yang penuh ketegasan dan disiplin, dan figur senior yang matang dan muda yang penuh kreativitas dan inovasi.

Jika Jokowi dianggap kurang tegas dan Prabowo tegas, maka figur AHY akan membantu Jokowi dalam meminimalisir kekurangannya itu. Jokowi pun bisa menarik hati pemilih pemula dan pemilih muda dengan keberadaan AHY sebagai cawapresnya.

Hanya, apakah ini dimungkinkan, mengingat Bu Mega dan Pak SBY tidak memiliki komunikasi yang baik satu sama lain? Ini penghalang terbesar dalam bersatunya Jokowi dan AHY. Kecuali kalau ada kejutan besar, dan Jokowi tidak memerlukan restu Bu Mega untuk memilih cawapresnya.

Belum lagi jika kita menelisik di internal Partai Demokrat sendiri. Ada beberapa kader potensial, seperti Tuanku Guru Bajang, Gubernur NTB dua periode berturut-turut, sosok yang bisa dianggap mewakili Indonesia Timur, dan memiliki pengalaman yang cukup di birokrasi?

Pakde Karwo sosok birokrat yang jauh lebih senior dan matang? Atau, bahkan I Made Mangku Pastika, Gubernur Bali dua periode, perwakilan Indonesia Timur, dan mantan polisi? Tentunya mereka perlu dipertimbangkan juga sebagai calon wakil presiden jika Partai Demokrat ingin berkoalisi dengan Prabowo maupun Jokowi.

Bagaimanapun, Partai Demokrat bisa menjadi penentu dalam pilpres 2019 mendatang. Di antara dua kutub, gerakan PD bakal mengubah arah permainan, seperti halnya di Pilkada Jakarta 2017, dengan memunculkan surprise effect, yaitu pemilihan AHY sebagai cagub. Dan, harapan kita, apapun langkah yang dipilih para elit politik, merupakan refleksi dari kebutuhan dan kepentingan konstituennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com