Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengemudi Kendarai Bus Transjakarta di Ketinggian 23 Meter...

Kompas.com - 16/05/2017, 07:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta memilih pengemudi berpengalaman untuk mengendarai bus transjakarta koridor 3 rute Ciledug-Tendean.

Pengemudi yang dipilih adalah mereka yang sudah senior dalam mengemudi bus transjakarta, salah satunya adalah Abdul Chakim.

Ia sudah menjadi pengemudi Transjakarta sejak 2004. Abdul pun menceritakan pengalamannya mengemudi bus di jalur dengan ketinggian 23 meter itu.

"Menurut saya sih normal saja yah melintas di jalan layang itu, mungkin yang rawan kalau sedang lewat di kelokan," ujar Abdul ketika ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (15/5/2017).

Adapun koridor 13 memang berupa jalan layang yang membentang dari Tendean hingga Ciledug (dekat Jalan Adam Malik).

Ada 12 halte yang beroperasi di koridor itu. Sebanyak 2 halte berada di permukaan tanah, sedangkan 10 halte berada di jalan layang.

Bus transjakarta akan naik ke jalan layang sejak Halte Tendean yang merupakan halte pertama.

Kemudian, bus akan turun kembali ketika memasuki Halte Adam Malik yang merupakan halte terakhir. Panjang jalan layang tersebut adalah 9,3 kilometer.

(Baca juga: Menjajal Koridor 13 Transjakarta Ciledug-Tandean...)

Abdul mengatakan, ada beberapa titik yang merupakan jalan berkelok di koridor itu. Posisinya yang berada di jalan layang ini membuat sang sopir harus berhari-hati saat membelokkan bus.

Selain itu, jalan yang agak bergelombang membuat Abdul harus semakin waspada.

"Jalannya kayak bergelombang enggak rata karena kan ada sambungan-sambungan di bawahnya. Itu bikin kurang nyaman," ujar Abdul.

Meski demikian, secara keseluruhan Abdul merasa senang berkendara di jalan layang itu. Menurut dia, berkendara di ketinggian 23 meter tanpa ada kendaraan lain di kiri dan kanan itu membuat dia merasa tidak stres.

"Intinya kalau di jalan atas itu buat pengemudi enggak begitu seram banget-lah. Lebih seram di bawah daripada di atas. Di bawah ada separator lalu meleng, pasti busnya kena sedikit. Pikiran kita lebih ringan saja kalau bawa bus di atas," ujar Abdul.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Uji coba pengoperasian layanan bus transjakarta koridor 13 (Tendean-Ciledug), Jakarta, Senin (15/5/2017). Jalur transjakarta sepanjang 9,3 kilometer ini akan dilengkapi 12 halte dan direncanakan beroperasi mulai Juni 2017.
Jalan layang koridor 13 ini memang steril dari kendaraan selain bus transjakarta. Kemarin, Abdul membawa rombongan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang meninjau koridor 13.

Abdul mengatakan, dia melaju dengan kecepatan 50 km per jam ketika membawa rombongan. "Kalau di bawah, kecepatan 50 km per jam kelihatan cepat banget karena ada temannya, ada kendaraan lain. Kalau di atas kelihatan biasa saja karena kita sendiri," ujar Abdul.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com