JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, penjualan sembako di 23 halte transjakarta selama Ramadhan bukan untuk mematikan usaha para pedagang di warung.
Sebab, sembako tersebut tetap dijual dengan harga eceran tertinggi (HET), atau bukan harga murah.
"Harga banyak orang komplain, katanya kalau dijual di halte nanti mematikan pedagang warung. Saya jamin enggak, kan yang dipasang harga HET loh, bukan harga murah," ujar Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (29/5/2017).
(Baca juga: Hari Pertama Puasa, Kios Sembako Murah di Halte Cawang UKI Masih Sepi)
Budi mengatakan, penjualan sembako di halte merupakan kerja sama beberapa badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta.
Penjualan sembako di halte transjakarta ini bertujuan menjaga stabilisasi harga pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri.
"Ini bukan upaya menurunkan harga, ini untuk menjaga kestabilan harga," kata dia.
Budi menyampaikan, para pedagang warung bisa saja menjual harga sama dengan HET atau lebih murah.
Namun, apabila ada pedagang yang menjual dengan harga lebih tinggi dari HET, penjualan sembako di halte transjakarta dapat menjadi penyeimbang dan diharapkan pedagang bisa menjual dengan harga HET juga.
(Baca juga: 23 Halte Transjakarta Sudah Mulai Jual Sembako Murah)
Sejak Jumat (26/5/2017), ada 23 halte transjakarta yang menjual sembako. Ada empat jenis bahan pokok yang dijual, yakni beras, tepung terigu, gula, dan minyak goreng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.