Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Parkir Stasiun di Sekitar Jakarta Dinilai Perlu Digratiskan

Kompas.com - 31/05/2017, 15:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Anggota pengurus pusat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Muslih Zainal Asikin, menilai tarif parkir yang kini diberlakukan di stasiun di wilayah-wilayah sekitar Jakarta masih mahal.

Dia menilai kondisi tersebut membuat masih banyak warga enggan beralih menggunakan transportasi umum jenis kereta dan memarkirkan kendaraannya di lahan parkir stasiun saat akan beraktivitas di Jakarta.

Menurut Muslih, mahalnya tarif parkir di stasiun di wilayah-wilayah sekitar Jakarta disebabkan adanya anggapan jika lahan parkir merupakan sumber pemasukan. Padahal, kata dia, lahan parkir seharusnya dianggap sebagai prasarana untuk mengurangi kemacetan.

"Ini kadang-kadang keliru, parkir-parkir yang ada di stasiun jadi profit center. Saya seharian harus bayar mahal akhirnya enggak jadi parkir. Akhirnya ke kota kendaraannya dipakai," kata Muslih, dalam acara “Kajian Mobilitas Urban di Indonesia: Peran Jasa Berbagi Mobilitas”, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2017).

(baca: MTI: Syarat Lahan Parkir untuk IMB Manjakan Pengguna Kendaraan Pribadi)

Saat ini, tarif parkir di stasiun-stasiun yang melayani KRL commuter line diketahui mencapai Rp 8.000 untuk sepeda motor dan Rp 16.000 untuk mobil.

Tarif tersebut merupakan tarif maksimal untuk kendaraan yang parkir seharian. Jika bisa digratiskan, Muslih menilai kebijakan itu harus diimbangi dengan pengenaan tarif parkir yang mahal di pusat-pusat kota. Dengan demikian, akan berlaku subsidi silang.

"Kalau saya menggunakan fasilitas publik yang ada di wilayah yang sangat mahal, seperti di Sudirman, pemerintah harus ngambil yang mahal. Sebaliknya di Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi harusnya free supaya orang terdorong pakai angkutan umum," ujar Muslih.

Kompas TV Tempat parkir menjadi salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan para pengendara mobil baik di jalanan maupun pusat perbelanjaan. Kebutuhan akan lahan parkir yang semakin terbatas membuat banyak inovasi terkait tempat parkir muncul.?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com