Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek MRT di Haji Nawi Tertunda karena Digugat 4 Orang

Kompas.com - 07/06/2017, 09:50 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengungkapkan saat ini proyek mass rapid transit (MRT) kembali menemui kendala lantaran ada bidang lahan yang sedang diperkarakan. Menurut Tri, kontraktor tidak dapat menggarap sebelum ada putusan terkait lahan tersebut.

"MRT ada beberapa yang konsinyasi kami minta agar cepat dieksekusi. Tapi itu tidak bisa karena sedang berperkara," kata Tri, saat ditemui di kantornya, Selasa (6/6/2017).

(baca: MRT Jakarta Ditargetkan Beroperasi Awal 2019)

Tri mengatakan ratusan bidang tanah di sepanjang Jalan Fatmawati sebenarnya sudah dibayarkan kepada pemiliknya pada Desember 2016.

Adapun pada 2017 yang seharusnya sudah tak ada masalah dengan pengadaan tanah, nyatanya masih ada 26 bidang yang menolak pembayaran sesuai harga appraisal dari auditor independen.

Pemerintah pun mengonsinyasi, atau memaksa pemilik lahan menjual tanahnya dengan menitipkan uangnya ke pengadilan. Sebelas bidang di antaranya sedang proses konsinyasi dan menunggu putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Sisanya, dikonsinyasi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan saat ini masih menunggu jalannya sidang.

"Ada empat yang berperkara (mengajukan gugatan perdata melawan pemerintah) dan minta segera dibayar dengan harga tinggi sampai Rp 150 juta (per meter)," kata Tri.

(baca: "Saya Siap Dicap sebagai Pengganggu Proyek MRT")

Bidang yang dimiliki empat orang penggugat ini justru berada di titik paling vital yakni Stasiun Haji Nawi. Akibatnya, kontraktor meninggalkan pembangunan stasiun dan mengerjakan bagian lain sembari menunggu putusan dari gugatan perdata tersebut.

Tri mengaku tengah mengupayakan pencabutan hak atas tanah yang bisa dilakukan oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) Jakarta Selatan sehingga tanah mereka lebih cepat diambil alih.

"Keterlambatan tergantung pengadilan. Jadi yang akan terlambat hanya di Stasiun Haji Nawi," kata Tri.

(baca: Menaruh Harapan pada MRT Jakarta)

Kompas TV Tak Ada Hambatan untuk Penyelesaian MRT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com