Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bemo Itu yang Bikin Istri dan Tiga Anak Saya Sekarang Bisa Makan"

Kompas.com - 11/06/2017, 04:48 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ilip, seorang pria yang berprofesi sebagai sopir jasa angkutan umum becak motor (bemo) enggan meninggalkan pekerjaan yang telah menghidupinya selama puluhan tahun.

"Bukannya tidak punya keinginan berkembang, tapi kecintaan saya terhadap pekerjaan ini yang membuat saya berat meninggalkannya," ujar Ilip saat ditemui Kompas.com, Jumat (9/6/2017).

Ia mengaku telah bekerja sebagai sopir bemo sejak masa lajang hingga kini memiliki istri dan tiga orang anak.

"Bemo itu yang sudah bikin saya, istri dan tiga anak saya sekarang bisa makan. Bemo berjasa buat hidup saya," sebutnya.

Dari hasil bekerja sebagai sopir bemo yang tak seberapa, Ilip bersyukur dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.

Baca: Kalau Enggak Ada Bemo, Kasihan Anak Sekolah...

"Ini kan mau lebaran, alhamdullilah saya bisa belikan baju baru buat anak-anak saya. Padahal kalau dikata penghasilan juga enggak banyak, Rp 50.000 sehari sudah alhamdullilah," kata dia.

Ilip menambahkan, tak mudah baginya untuk memulai profesi baru mengingat banyaknya keterbatasannya.

"Kalau mau kerja yang lain itu kan ya butuh keterampilan. Saya orang bodoh. Nanti kalau saya lagi belajar pekerjaan baru terus belum bisa dapet uang cukup, istri anak saya mau makan apa," ucapnya.

Baca: Sopir Bemo: Kasih Kami Kesempatan, Toh Kami Tidak Lewat Jalan Protokol

Ia berharap pemerintah memberikan waktu kepadanya dan sopir bemo lainnya untuk tetap diizinkan mengoperasikan bemo sampai nantinya mendapatkan pekerjaan baru.

"Istilahnya, tunggu bemo mati sendiri lah. Jangan dilarang-larang. Rute kami cuma pendek juga kok," tutupnya.

Seperti diketahui, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, angkutan umum bemo dilarang beroperasi di Jakarta sejak 6 Juni 2017.

Larangan tersebut tercantum dalam Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017.

Kompas TV Bemo Ini Adalah Perpustakaan & Bioskop Keliling
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com