JAKARTA, KOMPAS.com - Mudik menjadi salah satu tradisi saat hari raya Lebaran. Ibu Kota pun sunyi sejenak dari hiruk-pikuk aktivitas warga.
Namun, ada pula warga Jakarta yang justru "mengungsi" ke tempat penginapan atau hotel. Tentu, dengan berbagai macam sebab.
Seperti yang dikisahkan Sani (42). Ibu rumah tangga yang tinggal di Tomang, Jakarta Barat tersebut memilih hijrah he hotel karena ditinggal
mudik oleh asisten rumah tangga (ART).
"Asisten saya mudik sejak H-4 Lebaran dan belum tahu kapan baliknya. Daripada bersih-bersih sendiri di rumah, mending menginap di hotel," ujar Sani kepada Kompas.com, Sabtu (21/6/2017).
Menurut Sani, seorang ART di rumahnya tersebut selalu menjalankan tradisi mudik setiap tahunnya. Karena tak ada asisten, dia pun selalu menginap di hotel setiap libur Lebaran.
"Lagipula, keluarga kami biasanya lebih senang makan di luar rumah saat liburan seperti ini. Lebih praktis walaupun harus keluar uang lebih," tutur ibu dua anak itu.
Hotel yang menjadi favorit keluarga Sani adalah hotel yang terletak di pusat kota, khususnya sepanjang jalur Thamrin-Sudirman.
"Di kawasan itu lebih mudah ke mana-mana. Banyak mal dan suasananya lebih enak bisa merasakan jalanan Jakarta yang sepi. Kapan lagi," ujarnya seraya tertawa.
Selain itu, alasan lain Sani menginap di hotel saat libur Lebaran karena tarif menginap yang lebih murah dibandingkan hari biasa.
"Trennya memang begitu, kami lihat tarif per harinya pas Lebaran bisa lebih murah 10-20 persen dari normal," tuturnya.
Menjadikan hotel sebagai tempat menginap saat Lebaran juga dilakukan Antoni (36).
Selain karena ditinggal mudik dua orang ART di rumahnya, karyawan swasta tersebut mengajak keluarganya menginap di hotel untuk merasakan sensasi tidur yang berbeda dari hari biasa.
"Ada kenikmatan tersendiri dengan tidur di hotel, walaupun masih di kota yang sama yaitu Jakarta. Misalnya, lantai yang tinggi sehingga bisa melihat pemandangan Ibu Kota," katanya.
Antoni melanjutkan, biasanya ia akan menginap di hotel selama tiga hari dalam masa libur Lebaran. Hari tersebut adalah H-1, H, dan H+1 Lebaran.
"Setelah itu, kami kembali lagi ke rumah. Ya, terpaksa bersih-bersih rumah sendiri dulu selama ART mudik," ujar warga Pluit itu.
Lebih lanjut, Antoni mengatakan, ia tak masalah ketika PRT di rumahnya mudik selama masa Lebaran.
"Kami harus menghargai kerja keras mereka dan perlu disadari pula bahwa mereka tentu rindu dengan kampung halamannya," ucapnya.
Michael Blann Ilustrasi petugas hotel
Siklus tahunan
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, banyaknya warga Jakarta yang menginap di hotel saat Lebaran memang lazim terjadi setiap tahunnya. Umumnya, keluarga-keluarga itu sedang ditinggal mudik asistennya.
"Perayaan hari raya kan memang siklus tahunan. Ada pula warga yang memilih menginap di hotel, salah satunya agar tak repot," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu lalu.
Hariyadi melanjutkan, ada pula warga yang memilih untuk menginap di hotel karena tertarik oleh promo harga yang ditawarkan.
"Okupansi hotel-hotel di Jakarta itu drop (turun) saat libur seperti ini, bisa hanya sekitar 20-30 persen dari kapasitas. Nah, untuk menarik tamu, hotel menurunkan tarifnya," ungkapnya.
Ya, musim mudik memang tengah berlangsung, ada yang mudik dan ada pula yang ditinggal mudik.
Bagi yang ditinggal mudik, ada yang sibuk membereskan rumah dan ada pula yang memilih mencari penginapan sementara.
Termasuk yang manakah Anda?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.