JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno mengatakan tidak ingin mengulang kesalahan dalam kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) DKI tahun 2018-2022.
"Saya enggak mau kesalahan terulang kembali. Karena ini begitu salah asumsinya, salah juga kebijakannya dan salah dari segi spending-nya," ujar Sandiaga saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan, Sabtu (8/7/2017).
Ia menjelaskan, pada lima tahun lalu diproyeksikan APBD pada 2018 sebesar Rp 120 triliun tetapi kenyataannya hanya ada Rp 70 triliun. Sehingga, kata Sandi, APBD melenceng hingga 50 triliun lebih.
"What's wrong? Salah di mana? Saya sampaikan ke beliau (Sekda DKI Saefullah), secara filosofi, kita harus ubah bahwa melenceng Rp 50 triliun itu salah sekali, uang besar sekali," kata Sandi.
Baca: Ahok: Silakan Saja Masukkan Program Anies-Sandi pada APBD DKI 2018
Bagi Sandi, karena ia adalah orang keuangan, maka harus betul-betul bisa memastikan pembahasan APBD yang realistis. Sehingga, apabila terjadi selisih diharapkan tidak mencapai 5 hingga 10 persen.
“Kalau (melenceng) dua kali lipat harus dijelaskan ke publik apa yang terjadi," kata Sandi.
Baca: Penyerapan APBD DKI Disebut Tak Bisa 100 Persen, Mengapa?
Sementara, menurut Sandi, melencengnya APBD saat ini terjadi pada semua aspek, baik dari penerimaan, mau pun pengeluaran daerah.