Salin Artikel

Data PPDB Tidak Valid, Puluhan Anak di Tangsel Tak Diterima Sekolah Dekat Rumah

Mereka sebenarnya sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, namun karena data kependudukan yang masuk di sistem bermasalah, mereka yang seharusnya masuk dalam daftar jadi tidak tercatat di sekolah tersebut.

"Sampai menjelang pengumuman ada sekitar 69 (calon murid), itu yang kami laporkan ke Dinas Pendidikan," kata Wakil Kepala SMPN 12 Tangsel, Kunardi, saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/7/2017) siang.

Kunardi menjelaskan, basis data domisili calon murid diambil dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Data yang tidak valid menyebabkan kekeliruan dalam penerapan sistem zonasi pada PPDB online tahun ini.

Jika merujuk aturan yang seharusnya, calon murid dengan domisili terdekat dari satu sekolah punya peluang lebih besar ketimbang yang tinggal jauh dari sekolah.

Akibat data yang tidak valid, banyak data yang tertukar dan menyebabkan mereka yang tinggal jauh justru diterima di sekolah tersebut, dan yang tinggal dekat dengan sekolah tidak masuk.

(baca: Cerita soal Orangtua di Tangsel yang Kecewa Anaknya Tak Dapat Sekolah Dekat Rumah)

Sebagai ungkapan kekecewaan orangtua murid, beberapa hari lalu sempat beredar video orangtua calon murid yang mengancam akan melakukan aksi di gerbang sekolah jika anaknya yang tinggal kurang 200 meter dari sekolah tidak diterima.

Kunardi menjelaskan, kasus ini sedang dalam pembahasan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Pihak sekolah belum bisa berbuat apa-apa selain mencatat mereka yang terdampak data tidak valid ini untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan.

"Instruksi terakhir, sekolah menyelesaikan dulu yang menerima secara online. Selesaikan dulu itu, artinya sampai pukul 15.00 hari ini. Setelah itu, tindak lanjutnya seperti apa, kami masih menunggu," tutur Kunardi.

Waktu penanganan masalah tersebut dianggap terbatas, karena hanya tersisa waktu dua hari, Sabtu dan Minggu esok.

Hari Senin (17/7/2017) mendatang, kegiatan belajar-mengajar sudah dimulai. Kompas.com sudah menghubungi Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Tangsel Taryono untuk menanyakan penanganan masalah tersebut, namun tidak ada respons.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/14/16351451/data-ppdb-tidak-valid-puluhan-anak-di-tangsel-tak-diterima-sekolah-dekat

Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke