Salin Artikel

Tangis Haru Sambut TKI Sukmi Setelah 22 Tahun Tertahan di Saudi

Sekitar pukul 15.30 WIB, Sukmi yang didampingi Sutrisno selaku protokoler pengantar TKI dari KBRI di Riyadh yang menaiki pesawat Saudi Arabian Airlines, tiba di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Sukmi yang datang menggunakan kerudung merah dan gamis hitam langsung dipeluk oleh sang adik, Sulaiman. Isak tangis bahagia pun keluar dari mata Sulaiman dan Sukmi yang sudah tidak bertemu selama hampir seperempat abad.

Baca: Total Gaji TKI Sukmi yang Tidak Dibayar Sejak 1995 Capai Rp 586 Juta

Mereka berdua melepas rindu sambil sesekali berbincang menggunakan bahasa Sunda. Sukmi sendiri tidak bisa diwawancarai oleh Kompas.com dan awak media lainnya yang sejak siang menunggu kedatangannya.

Sehingga tidak banyak keterangan yang bisa dikorek dari Sukmi tentang kehidupannya selama 22 tahun di Arab Saudi.

"Iya, sudah di Indonesia sekarang senang," kata Sukmi singkat dalam bahasa Sunda yang kemudian diterjemahkan oleh Sulaiman.

Sukmi yang pergi ke Arab Saudi sejak 1995 diketahui tidak pernah pulang atau cuti untuk ke Indonesia.

"Sukmi adalah seorang TKI yang berangkat kerja ke Al Jouf di Riyadh, Arab Saudi. Namun, sejak kepergiannya pada 1995, Sukmi tidak pernah pulang," ucap Kepala BP3TKI Serang Gatot Hermawan, di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (15/07/2017).

Informasi tersebut datang dari pengaduan keluarga Sukmi yang berasal dari Maja, Lebak, Banten. Keluarga telah memberikan laporan bahwa telah putus komunikasi dengan Sukmi.

Belakangan hal itu diketahui lantaran Sukmi tidak diperkenankan berkomunikasi dengan pihak keluarga di Indonesia.

"Bahkan gajinya selama bekerja tidak pernah dibayarkan. Kondisi Sukmi sendiri dalam keadaan depresi dan ada gangguan komunikasi," ucap Gatot.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/15/17202821/tangis-haru-sambut-tki-sukmi-setelah-22-tahun-tertahan-di-saudi

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

Megapolitan
7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

Megapolitan
Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Megapolitan
Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Megapolitan
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke