Trotoar-trotoar yang akan diperbaiki bukan berarti rusak. Pemprov DKI hanya ingin memperbaiki agar trotoar tersebut menjadi ideal.
Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita menjelaskan, trotoar ideal yang dibangun Pemprov DKI Jakarta memiliki kriteria tertentu.
"Trotoar ideal itu yang memenuhi syarat teknis. Lebarnya paling minimal itu 1,5 meter, tetapi kalau untuk daerah jalan arteri ya harus lebih besar dari itu," ujar Rini, kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2017).
Selain itu, trotoar ideal juga harus dilengkapi ubin pemandu penyandang disabilitas yang biasanya berwarna kuning, dan harus dilengkapi fasilitas penerangan, kursi, serta tanaman.
"Ketinggian (trotoar) kurang lebih 15 sentimeter untuk memeroleh kemiringan yang tidak terlalu curam untuk orang berkebutuhan khusus dengan kursi roda maupun untuk ibu yang membawa stroller anak," ujar Rini.
Fasilitas lain yang bisa dilengkapi di trotoar adalah portal "S". Namun, Rini mengatakan portal S bukan fasilitas wajib yang harus ada di semua trotoar karena hanya bisa dipasang di trotoar yang lebar.
"Portal S itu fungsinya supaya kursi roda bisa lewat tapi kendaraan roda dua seperti motor tidak bisa masuk," ujar Rini.
(baca: Ini Kategori Trotoar Ideal di Jakarta yang Enak untuk Jalan Kaki)
Dinas Bina Marga DKI Jakarta tidak hanya membangun trotoar, tetapi juga membangun boks utilitas dan ducting di bawah trotoar. Rini mengatakan boks utilitas biasanya dibuat dengan jarak per 25 meter.
Pemilik kabel utilitas bisa menggunakan boks tersebut saat ingin memasang kabel. Contoh trotoar yang sudah memiliki fasilitas lengkap termasuk boks utilitas dan ducting ada di area Rusun Daan Mogot, Jakarta Barat.
Tahun ini, Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 412 miliar untuk membangun trotoar ideal di beberapa titik. Di Jakarta Pusat, trotoar akan dibangun di kawasan Masjid Istiqlal.
Di Jakarta Barat, trotoar akan dibangun di kawasan Kota Tua hingga Sunter. Di Jakarta Timur, trotoar akan dibangun di Jalan Jatinegara Barat, Jalan Jatinegara Timur, dan Jalan Bekasi Raya. Di
Kemudian di Jakarta Selatan, trotoar ideal akan dibangun di Jalan Mahakam dan Barito.
"Tahun 2016, kita sudah bangun di Jalan Jatibaru, kawasan Blok M, Pluit Karang, dan di Rawamangun dekat terminal ya tepatnya di Jalan Paus," ujar Rini.
(baca: Pembangunan Trotoar Ideal di Jakarta Perlu Biaya Rp 5 Juta Per Meter)
Hingga 2016, baru 2,6 persen trotoar yang diperbaiki dari panjang jalan mencapai 2.600 kilometer. Rini mengatakan jalan mencapai cita-cita memiliki trotoar ideal di seluruh Jakarta masih sangat panjang apalagi jika hanya mengandalkan APBD.
Dinas Bina Marga kemudian menggunakan dana koefisien lantai bangunan (KLB) dan corporate social responsibility (CSR) untuk memperbaiki trotoar. Dana KLB pernah digunakan untuk pembangunan Simpang Susun Semanggi dan sisa dana pembangunan simpang susun itu dialokasikan untuk pembangunan trotoar di Jalan Sudirman.
Trotoar di kawasan Kota Tua rencananya juga akan dibangun dengan dana KLB.
"Jadi solusi lain adalah mencari pendanaan dari pihak swasta. Misalnya dengan dana KLB, kami cari anggaran lain untuk mempercepat pembangunan trotoar," ujar Rini.
Adapun, untuk membangun trotoar ideal, Rini mengatakan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta per meter persegi.
Jika hanya membangun trotoar tanpa saluran, boks utilitas, dan ducting, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 1,5 juta per meter persegi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/03/06330991/jalan-panjang-mewujudkan-trotoar-ideal-untuk-pejalan-kaki-