Salin Artikel

Penerapan Pembatasan Sepeda Motor Dinilai Diskriminatif

Tri (25), karyawan sebuah perusahaan swasta, tak setuju bahwa Pemprov DKI Jakarta melakukan perluasan pembatasan sepeda motor. Dia menilai pembatasan jalur yang sebelumnya telah dilakukan yaitu di Jalan MH Thamrin telah membuatnya sulit beraktivitas.

Menurut Tri, Pemprov DKI telah melakukan diskriminasi dengan memperluas pembatasan jalur yang tidak bisa dilewati sepeda motor.

"Ini makin diskriminatif. Harusnya sih untuk mengurangi kemacetan, roda empat yang dibatasi agar mereka beralih ke transportasi umum," kata Tri saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta Timur, Selasa (8/7/2017).

Seorang pengendara sepeda motor lainnya, Joko (26), garuk-garuk kepala saat ditanyakan pendapatnya soal rencana perluasan pembatasan sepeda motor. Joko, juga karyawan swasta, berharap agar pemerintah mengkaji lagi wacana itu.

Joko mengatakan, dia merupakan pekerja lapangan yang setiap hari berkeliling dari satu wilayah ke wilayah lain. Jika perlusan pembatasan sampai hingga ke Bundaran Senayan, Joko bingung jalan alternatif mana yang harus ditempuh. Ia berpendapat jalan alternatif yang disediakan juga akan menjadi macet.

"Haduh, ribet ya. Memangnya kalau enggak boleh lewat jalurnya dialihin ke mana tuh? Ya walau alasanya mengurangi kemacetan, dialihkan ke jalan lain, itu jalan juga bakal macet," ujar Joko.

Ia memberi saran agar pemerintah memperbanyak park and ride bagi pengendara mobil sehingga tak menggunakan kendaraan pribadinya. Joko menilai kemacetan yang terjadi di Jakarta karena jumlah mobil semakin banyak.

"Kalau untuk mengatasi kemacetan, kenapa enggak gunakan park and ride khusus mobil. Udah deh tuh suruh gunakan transportasi massal," kata Joko.

Seorang pengemudi ojek online bernama Aria mengatakan akan sulit baginya untuk mengambil orderan atau bahkan mengantar penumpang jika kebijakan itu diperluar penerapannya.

"Enggak tahu deh tuh lewat mana. Sering juga saya ambil penumpang di sekitar Senayan. Dikaji lagilah aturannya, jangan nyusahin," ujar Aria.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengemukakan, penerapan perluasan kawasan larangan bagi sepeda motor akan dilakukan tahun ini. Ada dua konsep perluasan kawasan larangan sepeda motor yang jadi pertimbangan. Yang pertama, larangan untuk sepeda motor di beberapa kawasan akan diperlakukan tidak permanen seperti di ruas jalan sedang ada pembangunan infrastruktur.

"Ada juga yang permanen, ini dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha Monas sampai dengan Bunderan Senayan. Artinya setiap hari kita berlakukan larangan," kata Sigit kemarin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/08/19355031/penerapan-pembatasan-sepeda-motor-dinilai-diskriminatif

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke