Salin Artikel

Tak Ramahnya Trotoar di Jalan Sabang untuk Penyandang Disabilitas

Perjalanan GAUN dimulai dari lampu pengatur lalu lintas Jalan Sabang, tepatnya di perempatan dengan Jalan Kebon Sirih.

Sejumlah peserta penyandang tuna netra kemudian menggunakan tongkat untuk meraba yellow line yang tersedia di trotoar tersebut.

"Ini kok ada paving yellow line yang enggak teraba ya," ujar seorang anggota GAUN.

Baca: Warna-warni Jalur Pedestrian di Kota Bekasi

Tak lama berselang, penyandang tuna netra lainnya terkejut ketika yellow line yang menuntun mereka menyusuri trotoar tiba-tiba terputus.

Benar saja, di lokasi tersebut terdapat sejumlah paving block yellow line yang hilang dari tempatnya.

Hal ini menimbulkan lubang berbentuk kotak yang tentunya menghambat perjalanan para penyandang disabilitas ini.

Sejumlah lubang juga terlihat di beberapa bagian trotoar.

Tak hanya para penyandang tuna netra yang mengalami kesulitan. Seorang penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda terpaksa diangkat karena jalur pedestrian tersebut tak memiliki sisi miring untuk memudahkan kursi roda menuruni trotoar.

"Bayangkan saja, ada putusan di sisi trotoar itu. Kalau mereka (penderita lumpuh) mau turun trotoar kan susah," ujar seorang aktivis GAUN, Hasnita Taslim.

Perjalanan pun dilanjutkan menuju pusat kuliner yang terdapat di Jalan Sabang. Di lokasi tersebut jalur-jalur pedestrian digunakan sebagai tempat parkir kendaraan bermotor.

Rombongan peserta aksi pun terpaksa harus melewati badan jalan karena tak dapat lagi menggunakan jalur pedestrian yang telah disesaki kendaraan bermotor.

Baca: 7 Ribu Km Jalur Pedestrian di Jakbar Harus Diperbaiki

Ariani mengatakan, sejauh ini jalur pedestrian di Ibu Kota belum mampu mengakomodir seluruh kebutuhan kaum disabilitas.

"Ada trotoar yang digunakan untuk parkir, lalu ada yellow line yang teksturnya sudah tak teraba, trotoar yang berlubang dan masih banyak lagi," kata dia.

Ia menilai, dalam hal ini pemerintah harus konsisten dalam menegakkan peraturan mengenai tata tertib penggunaan jalur pedestrian di DKI Jakarta.

"Kalau memang untuk jalur pedestrian ya betul-betul harus nyaman untuk pejalan kaki, termasuk kaum disabilitas. Jangan boleh untuk parkir, itu sangat menyulitkan kaum seperti kami," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/30/19190531/tak-ramahnya-trotoar-di-jalan-sabang-untuk-penyandang-disabilitas

Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke