Dari luar, bangunan kantor kelurahan terlihat sederhana. Kaca pintu masuk kantor terlihat tak ada dan diganti dengan menggunakan karton tebal. Bagian langit-langit teras kantor terlihat lusuh dengan cat yang mengelupas.
Area parkir kendaraan juga terbatas, terutama untuk mobil. Pihak kelurahan membagi area untuk parkir dan taman agar terlihat asri.
Di sana juga terdapat ruang bermain untuk anak-anak dan mesin ATM Bank DKI.
Masyarakat terlihat mengantre untuk mendapatkan pelayanan, karena hanya ada satu meja dengan petugas yang sigap melayani. Di meja tersebut, pelayanan dibagi menjadi tiga bagian. Kemudian terlihat beberapa kursi untuk warga menunggu dan sebuah televisi layar datar di bagian dinding.
Sementara ruang Lurah berada di pojok, berdekatan dengan ruang staf lainnya.
"Pengadaan lahan sekaligus desain Kantor Lurah Kelapa Dua Wetan saya minta diprioritaskan untuk masuk dalam APBD Perubahan 2017," ujar pria yang akrab disapa Sani itu.
Namun langkah tersebut pupus lantaran anggaran pembangunannya tidak masuk APBD-P 2017 maupun R-APBD DKI 2018. Alasannya karena lahannya dianggap masih sengketa.
"Kami meminta agar semua kelurahan yang tidak layak, masih tradisional, segera direnovasi atau memungkinkan dipindahkan sesuai jumlah minimal luas lantai yang dibutuhkan untuk pelayanan," ucap Sani.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/24/13351981/melihat-kantor-lurah-kelapa-dua-wetan-yang-disebut-tak-layak-oleh-dprd