Dari pantauan Kompas.com, Selasa (28/11/2017), tanggul yang jebol sudah ditambal dengan tumpukan karung-karung berisi pasir yang berjejer dengan kayu penyangga untuk bertahan.
Namun demikian, air masih terus mengalir dari bawah yang membuat akses ke RT 03 RW 06 masih tergenang setinggi mata kaki.
Menurut penuturan warga, Yuli, genangan tersebut berasal dari rembesan di bawah karung yang memang terus keluar.
"Sudah berhari-hari, ini air rembesan dari bawah karung. Untungnya ngga tinggi sih, tapi tetap aja ngga nyaman," kata Yuli.
Yuli mengatakan, penanganan setelah banjir dilakukan kelurahan bersama Sudin pada pagi hari. Kelurahan mengerahkan puluhan pasukan oranye yang bekerja hingga larut malam.
"Buat tanggul itu dari pagi, karena saat malam kan enggak mungkin. Pasukan oranye itu sampai jam 12 malam lebih ngerjain tanggul sama bantu-bantu bersihin rumah warga," ucap Yuli yang menggaku rumahnya kemasukan air hampir satu meter.
Meski tanggul sementara sudah terpasang, namun warga meminta pemerintah lebih serius menanggani persoalan tersebut. Warga meminta agar tanggul dibuat lebih kokoh.
"Kita sih maunya dibereskan sekalian, biar tenang. Kalau kejadiannya seperti kemarin pas malam-malam kan kita repot yang tinggal di sini. Belum lagi selesai banjir, harus bersih-bersih rumah dan barang," sahut salah satu warga lainnya.
Selain dibuatkan tanggul, warga berharap kali juga dikeruk agar timbunan sampah di dasar bisa terangkat sehingga aliran tidak terhambat. Apalagi di musim hujan jelang akhir tahun.
Tanggul Kali Sarua jebol pada Selasa (21/11/2017) malam. Sebelum jebol, air kali lebih dulu meluap, baru membuat tanggul jebol sepanjang kurang lebih 10 meter.
Beberapa rumah warga yang tepat menghadap kali langsung menjadi sasaran genangan air dari kali Sarua.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/28/12331611/tanggul-sementara-di-jatipadang-sudah-terpasang-warga-minta-permanen