"Kalau ditutup maka itu terisolir. Jumlah penduduk kami 24.000 jiwa di 4 RW itu," ujar Ahmad dalam acara silaturahmi dengan Gubernur Anies di Gedung Pertemuan Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).
Ahmad menjelaskan, ada banyak sekolah, klinik, hingga koramil yang aksesnya terhambat akibat penutupan pelintasan sebidang itu. Aktivitas warga juga terhambat karena harus berputar jauh setalah pelintasan sebidang tersebut ditutup.
Ahmad bercerita ada tiga warga yang meninggal dunia, tak tertolong saat hendak dibawa berobat, karena terjebak kemacetan di sana. Penutupan pelintasan sebidang di sana juga menyulitkan akses mobil pemadam kebakaran.
"Duri Pulo rawan kebakaran, pusat pemadam kebakaran ada di kelurahan. Dengan (pelintasan sebidang) ditutup, pemadam kebakaran itu mutar dan macet," kata Ahmad.
Tak hanya itu, penutupan pelintasan sebidang di Jalan KH Hasyim Asyari juga mengganggu sistem transportasi. Banyak kendaraan melawan arah. Hal tersebut banyak dimanfaatkan warga untuk mengatur lalu lintas dan meminta uang.
"Kami bukan protes kebijakan pemerintah soal aspek keselamatan, tapi tolong dikaji. Kami minta izin untuk membuka kembali pelintasan sebidang kereta api Hasyim Asyari, baik arah Grogol maupun Harmoni," ucap Ahmad.
Anies menjawab bahwa ia membicarakan masalah tersebut. Menurut Anies, pelintasan sebidang menjadi salah satu topik yang dibicarakan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Senin kemarin.
"Penutupan pelintasan sebidang nanti kami bicarakan. Itu juga salah satu yang kami bicarakan ketika bertemu dengan Pak Menhub. Nanti dalam waktu dekat nisya Allah akan ada solusi soal itu," kata Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/05/18565051/warga-minta-anies-buka-pelintasan-sebidang-di-hasyim-asyari