Perkumpulan Gerakan OK OCE bersama Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta masih terus menjalin komunikasi dengan beberapa perbankan dan lembaga pembiayaan.
"Kalau yang sampai bikin MOU (nota kesepahaman) belum ada. Kami masih komunikasi-komunikasi saja, sih," ujar Faransyah saat dihubungi, Selasa (9/1/2018) malam.
Faransyah menjelaskan, mereka sudah beberapa kali bertemu dengan pihak Bank DKI dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM. Kerja sama diharapkan sudah bisa diteken pada Januari ini.
Menurut Faransyah, permodalan bukan prioritas utama dalam OK OCE. Sebab, dalam metode tujuh langkah pasti sukses (7 pas), permodalan merupakan langkah terakhir. Sebelum permodalan, calon wirausaha mengikuti enam tahapan terlebih dahulu, yakni pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, dan pelaporan keuangan, baru terakhir permodalan.
"Jadi, memang permodalannya terus terang sekarang ini tidak terlalu urgent. Kami mau jalani mesin pelatihannya," ucap Faransyah.
"Untuk mereka yang belum punya usaha, kan, enggak mesti langsung dikasih modal," tambahnya.
Selain dengan Bank DKI dan LPDB Kementerian Koperasi, Faransyah juga mengaku telah menjalin komunikasi dengan beberapa bank lain untuk kerja sama memberikan bantuan modal.
"Sudah ada komunikasi, tetapi belum sampai level kerja sama. Maunya saya tidak hanya MOU, tetapi munculnya skema OK OCE," kata Faransyah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/10/08372031/belum-ada-bank-yang-kerja-sama-dengan-ok-oce-untuk-beri-pinjaman-modal