Salin Artikel

Rustam Effendi, Mundur Era Ahok, Kembali Jadi Pejabat Era Anies

Rustam kembali menduduki jabatan struktural setelah mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara pada masa kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan ditempatkan di Badan Pendidikan dan Pelatihan DKI Jakarta (Badiklat) sebagai anggota staf.

Gubernur Anies menyampaikan, Rustam adalah sosok yang berprestasi.

"Orang baik itu, sayang betul. Kerja serius, prestasinya baik, ya, mudah-mudahan nanti beliau bisa mengabdi lebih baik," ujar Anies seusai pelantikan di Balai Kota DKI Jakarta.

Pelantikan kemarin sebenarnya bukan kali pertama Rustam kembali muncul ke publik semenjak pengunduran dirinya di pemerintahan Ahok.

Pada November 2017, Rustam muncul dan mendampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Kala itu, ia diangkat menjadi staf khusus Sandiaga yang membantu menyelesaikan masalah pengaduan warga.

Tak tahu akan dilantik

Rustam mengaku tidak tahu akan dilantik menjadi Kepala Biro Administrasi oleh Anies. Rustam menyebut pelantikannya itu mendadak.

"Memang dadakan. Saya juga tidak tahu, tadi pukul 11.00 dikasih tahu nanti ada pelantikan. Saya masih tenang-tenang saja, saya pikir mengisi kekosongan (jabatan) itu, kan, saya enggak tahu, rupanya saya juga bagian yang dilantik," ujar Rustam seusai pelantikan.

Setelah menjabat Kepala Biro Administrasi, Rustam mengatakan akan belajar kembali. Jabatan ini merupakan pekerjaan baru yang belum pernah dijalani. Meski begitu, ia siap menjalankan pekerjaan barunya.

Mundur bukan karena musuhi Ahok

"Saya tidak pernah memusuhi Ahok, cuma saya enggak mau gabung dengan Ahok, begitu saja. Saya enggak pernah musuh sama Ahok," kata Rustam.

Ia meminta semua pihak tidak berspekulasi dan menganggap dirinya bermusuhan dengan Ahok.

Kini, Rustam kembali menduduki jabatan struktural. Ia menganggap pelantikannya menjadi kepala biro sebagai hal yang biasa. Setiap orang pasti mengalami naik turun jabatan.

"Kebetulan dikasih amanah lagi, itu biasa, kan. Dari dulu juga saya dari level paling bawah, pelan-pelan, terus ke eselon IV, eselon III, eselon II, sampai wali kota. Barangkali jalannya seperti itu, ya, kembali lagi," ucapnya.

Kisah Rustam dan Ahok

Penertiban di kawasan prostitusi Kalijodo tidak lepas dari peran Rustam. Namun, tak lama setelah itu Rustam mengundurkan diri dari jabatan.

Meski berhasil menertibkan Kalijodo, Ahok menilai, kinerja Rustam tidak baik.

Semua bermula saat Ahok mengumpulkan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam rapat penanggulangan banjir, 22 April 2016. Dalam rapat tersebut, Ahok mengemukakan ide agar saluran air dari Ancol diteruskan hingga Pintu Air Pasar Ikan sehingga Ancol tak banjir lagi.

Namun, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengaku sulit melakukan hal itu karena ada bottle neck atau penyempitan di kawasan Ancol.

Ahok pun menyebut kinerja Rustam lambat karena tidak juga menertibkan permukiman liar di kolong Tol Ancol.

Ahok menuding Rustam mendukung pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, yang saat itu merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta. Sebenarnya, ketika itu Ahok hanya bercanda.

Tak sampai di situ, dalam kesempatan berbeda, Ahok juga menyindir Rustam yang disebut sebagai anggota geng golf. Saat itu, Ahok menyebut ada keuntungan yang didapat para pegawai negeri sipil yang bergabung dengan geng golf ini. Anggota geng golf rata-rata naik jabatan lebih cepat.

Tudingan-tudingan Ahok berbekas di hati Rustam.

Tidak butuh waktu lama bagi Rustam hingga akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya.

Ia mengundurkan diri karena merasa berkinerja buruk dan tidak mampu memenuhi tuntutan Ahok.

Rustam mengungkapkan kekecewaan di akun Facebook-nya tentang model kepemimpinan Ahok. Ia tersinggung setelah disindir secara terbuka bersekongkol dengan Yusril.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/11/07424831/rustam-effendi-mundur-era-ahok-kembali-jadi-pejabat-era-anies

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke