Salin Artikel

Potret Pengungsi asal Afghanistan dan Sudan yang Bertahan Hidup di Trotoar Kalideres

Keputusan para pengungsi itu untuk tinggal di trotoar bukannya tanpa alasan. Mereka datang ke Indonesia lantaran perang yang terus berkecamuk di negaranya.

"Saya datang ke Indonesia sudah tiga bulan lalu, perang masih berlangsung. Di sana tidak aman. Tapi sekarang saya di sini (trotoar) sudah 28 hari," ujar salah seorang pengungsi asal Afghanistan bernama Ahmad Babakhir, Kamis (18/1/2018).

Ahmad datang ke Indonesia melalui jalur resmi, melaui sebuah agen perjalanan. Namun, nasibnya tak begitu mujur lantaran agen tersebut membawa kabur paspornya.

Ahmad juga kemudian kehabisan uang sehingga tak mampu menyewa tempat tinggal dan kini bersama dengan puluhan pengungsi lainnya terdampar di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres.

Tujuan Ahmad dan pengungsi lainnya cuma satu, yakni agar bisa ditempatkan di dalam rumah detensi tersebut.

"Saya dan pengungsi lainnya di sini cuma minta imigrasi kasih kami tempat untuk bernaung di dalam. Kami di sini (trotoar) karena enggak punya pilihan, kami enggak punya uang lagi," tutur Ahmad.

Menurut keterangannya, perwakilan pengungsi yang sudah fasih berbahasa Indonesia telah bertemu dengan pihak imigrasi dan menyampaikan keinginan para pengungsi.

"Namun, imigrasi bilang kalau di dalam sudah tidak ada ruang kosong buat kami. Mereka bilang kalau nanti sudah ada kami baru bisa masuk," terang Ahmad.

Ahmad melanjutkan, kebutuhan para pengungsi akan sebuah tempat bernaung yang aman semakin mendesak. Sudah sebulan lebih pengungsi tinggal di trotoar, tetapi belum ada kabar baik dari pihak imigrasi.

"Kami memohon kepada semuanya, tolong bilang ke pihak imigrasi untuk membolehkan kami, para pengungsi tinggal di dalam. Di sini semakin berbahaya, apalagi ada anak-anak dan perempuan," ungkap dia.

Dibantu banyak orang

Para pengungsi ini belakangan viral di media sosial. Banyak bantuan yang diberikan kepada mereka. Mulai dari makanan, minuman, kasur, selimut, pakaian, hingga kerudung diberikan oleh warga sekitar maupun orang yang kebetulan melintas di jalan.

"Untuk makanan kita enggak kekurangan. Orang-orang di sini sangat baik, kami sering diberikan makanan, biskuit, nasi, dan lainnya," ungkap Ahmad.

Kendati demikian, hal tersebut tak lantas membuat kondisi mereka lebih baik. Mereka tidur hanya beralaskan kardus, tanpa atap, dan ditemani polusi serta bisingnya kendaraan di jalanan.

"Kami enggak bisa terus-terusan di sini (trotoar), ada anak-anak dan perempuan di sini. Berbahaya bagi mereka, makanya kami minta imigrasi sediakan ruang buat kami," ucap Ahmad.

Dilihat dari kondisi para pengungsi saat ini, mereka juga membutuhkan obat-obatan. Sebab, tinggal selama sebulan di trotoar membuat mereka rentan dengan penyakit.

Bahkan, di sana terdapat bocah berusia dua tahun bernama Sami asal Sudan yang mengalami patah tulang di bagian kaki dan belum mendapatkan perawatan.

"Ini Sami. Dia patah tulang saat bentrok dengan kepolisian di Sudan," kata Ibu Sami lirih.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/19/10415381/potret-pengungsi-asal-afghanistan-dan-sudan-yang-bertahan-hidup-di

Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke