Aman Abdurrahman merupakan terdakwa peledakan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Januari 2016 yang menewaskan 8 orang dan melukai 26 orang lainnya.
Zainal Anshori tertarik dengan dakwah Aman. Karena itu dia mengundang Aman untuk memberikan kajian beberapa kali di Lamongan, Jawa Timur.
"Materi yang disampaikan ini adalah materi yang jarang kami temukan di majelis yang lain. Selain itu, kuatnya dalil-dalil yang disampaikan," kata Anshori saat bersaksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (9/3/2018).
Anshori menjelaskan, materi kajian yang disampaikan Aman antara lain tentang sistem demokrasi yang termasuk syirik akbar karena berbagai peraturannya dibuat manusia.
"Itu bagian penjelasan dari syirik. Demokrasi bentuk kesyirikan," kata dia.
Implementasi dari kajian yang disampaikan Aman, kata Anshori, yakni dengan tidak mengikuti seluruh sistem demokrasi.
"Kami tidak terlibat dalam pesta demokrasi, pemilihan. Kami tidak ikut," ucap Anshori.
Kajian-kajian yang disampaikan Aman dinilai jaksa penuntut umum (JPU) sebagai cara untuk menggerakkan orang melakukan teror. Materi yang disampaikan Aman diambil dari buku atau kitab seri materi tauhid karangan Aman.
Dalam kasus itu, Aman didakwa menggerakkan orang melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk peledakan bom di Jalan MH Thamrin itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/09/15050081/kajian-terdakwa-bom-thamrin-jarang-disampaikan-majelis-dakwah-lain