Salin Artikel

Belum Setahun, Omzet Bank Sampah Jakbar Capai Rp 2 Miliar

"Sampai akhir Febuari 2018, bank sampah dari unit 56 kelurahan sudah mencapai omzet tembus Rp 2 miliar," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto di kantornya pada Jumat (23/3/2018).

Menurut dia, Sudin Lingkungan Hidup Jakbar bekerja sama dengan salah satu badan usaha milik negara, produsen air mineral ternama, serta 25 perusahaan yang menjadi pembeli sampah yang tersebar di Kalideres, Cengkareng, dan Tangerang.

Bank sampah di Jakarta Barat terdiri dari 1 bank induk di asrama Suku Dinas Kebersihan, Bambu Larangan, Cengkareng, dan 644 bank sampah unit yang tersebar di kelurahan serta RW.

"Nasabah bank sampah bisa menaruh tabungan sampahnya ke unit-unit kami. Dari situ nanti truk sampah khusus kami yang warnanya hijau akan menjemput untuk diantar ke bank sampah induk," kata Edy.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum Tuty Ernawati mengatakan, sampah anorganikyang terkumpul akan dikategorikan berdasarkan tipenya, apakah termasuk botol, tutup botol, kertas putih, buku, plastik bening, dan lainnya.

"Makanya, kami dari dulu sosialisasi ke masyarakat untuk memilah dari rumah. Karena satu botol saja kalau dipreteli botol, ring, dan labelnnya, harganya beda-beda dan bisa lebih mahal," kata Tuty.

Harga penjualan sampah tersebut berbeda-beda, sesuai dengan tipe sampahnya. Nantinya, sampah akan dibeli oleh perusahaan untuk kemudian diolah menjadi produk baru.

Sampah-sampah yang dijual dengan harga beragam itu di antaranya ember warna (Rp 1.300), tutup galon (Rp 6.000), tutup botol (Rp 3.800), plastik bening (Rp 7.500), polybag (Rp 1.000), kardus (Rp 1.800), buku (Rp 1.000), besi (Rp 2.600), aki (Rp 13.000), botol beling (Rp 250), dan kabel (Rp 1.500).

Tuti juga menyampaikan, dana Rp 2 miliar dari bank sampah ini nantinya masuk ke kas daerah.

Selain itu, program bank sampah ini juga memberdayakan warga sekitar. "Misalnya satu botol harganya Rp 700, kita kasih jual ke buyer Rp 1.000. Rp 300-nya upah buat ibu-ibu yang bantu milah produk. Rata-rata ibu rumah tangga saja yang nganggur," ucap dia.

Nasabah curang

Di balik keuntungan yang didapat, Tuty menemukan kelicikan dari nasabah bank sampah, salah satunya pada saat penimbangan.

"Ada juga yang licik. Biar berat saat penimbangan mereka taruh beban berat di dalam barangnya, msalnya sampah kertas diselipkan batu atau buku tebal. Kan kalau berat harganya jadi besar (mahal)," kata Tuty.

Hal itu terjadi lantaran pemeriksaan hanya dilakukan pada bagian atas bungkusan sampah. Benda berat yang digunakan untuk curang itu biasa ditemukan saat sampah dipilah berdasarkan kategorinya.

Kecurangan lain yang ditemukan adalah sampah dari luar negeri. Tuty menemukan beberapa mobil pikapyang mengantarkan sampah luar negeri dalam jumlah besar itu ke bank induk.

"Ada lagi sampah dari luar negeri. Jadi mereka tahu kita punya bank sampah. Mereka taruh ke kita banyak-banyak karena memang sampah mereka menumpuk. Indonesia jadi tempat sampah," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/23/19014331/belum-setahun-omzet-bank-sampah-jakbar-capai-rp-2-miliar

Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke