Ia mengatakan, lima anak adopsinya berasal dari keluarga kurang mampu.
Bahkan, ada orangtua salah satu anak yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK).
"Saya bisa panggil semuanya (orangtua anak). Cuma satu (orangtua anak adopsi) yang ibunya sudah meninggal dan sudah diakui meninggal karena HIV," ujar Chandri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (22/3/2018).
Chandri mengatakan, ia pernah mencoba mengembalikan anak-anak tersebut ke orangtua masing-masing setelah mereka berumur belasan tahun.
Namun, lanjutnya, para orangtua menolak dengan berbagai alasan.
Ada yang merasa tidak mampu merawat karena keterbatasan ekonomi, ada juga yang tidak mau lagi merawat anak kandung mereka.
"Saya sudah berusaha mengembalikan mereka (kepada orangtua masing-masing). Saya bilang ke ibu nya R, 'Dik, ini anakmu, Oma sudah tua", tetapi dia bilang, 'Enggak bisa Tante, saya sudah menikah (dengan orang lain)'," ujar Chandri.
Chandri dan lima anak adopsinya tinggal di hotel-hotel mewah di Jakarta selama 10 tahun terakhir.
Kasus dugaan penganiayaan ini bermula ketika F, salah satu anak adopsi Chandri, mengatakan kepada polisi bahwa dia dan saudaranya, E, diperlakukan berbeda dari tiga saudaranya yang lain karena mengidap penyakit kronis.
Meski demikian, keluarga dan pengacara Chandri membantah perempuan berusia 64 tahun itu telah berlaku diskriminatif terhadap dua dari lima anak adopsinya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/23/20174911/cerita-cw-yang-berupaya-kembalikan-5-anak-adopsi-ke-orangtua-masing