Co-Founder JKT Creative Iwet Ramadhan berharap, para penghuni rusun dapat memperoleh penghasilan tambahan lewat kegiatan tersebut.
"Masalahnya (penghuni) ada kayak tunggakan listrik, tunggakan air, adanya pengangguran di sini. Kalau kami bisa masuk di sini, kemudian memberikan skill, mereka mendapatkan pendapatan atau penghasilan," kata Iwet kepada wartawan di Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, Selasa (27/3/2018).
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan JKT Creative, lanjutnya, mencakup hulu hingga hilir. Artinya, warga tidak hanya diberi pelatihan membatik, tetapi juga disediakan saluran distribusi dan promosi.
"Setelah kami desain, mereka mulai produksi, lalu kami buatkan marketing branding-nya, promonya segala, kemudian kami jual," ujarnya.
Untuk pelatihan membatik, terdapat tiga pemandu yang akan membantu para penghuni.
Pelatihannya mulai dari membuat sketsa, memberi warna, hingga pelorotan.
Penjualan batik karya warga akan dilakukan melalui JKT Creative.
Nantinya, perusahaan itu akan membeli batik buatan penghuni yang dinilai sesuai standar kualitas sebelum dijual ke pasar yang lebih luas.
Berkembang pesat
Iwet menuturkan, kegiatan tersebut baru berjalan selama dua pekan terakhir.
Dalam dua pekan, ia mengumpulkan 30 penghuni yang rajin mengikuti kegiatan membatik tiga kali seminggu.
"Targetnya 5 pembatik saja, tetapi sampai hari ini, setelah dilatih dua minggu, sudah dapat 10 orang," kata Iwet.
Risma (39) merupakan 1 dari 10 orang tersebut.
Perempuan berdarah Bugis itu mengaku belum mengenal batik sebelum mengikuti pelatihan di Rusun Pulogebang.
"Sebelumnya belum pernah coba membatik sama sekali. Sekarang sudah mulai terampil, malah saya senang belajar dan terus belajar, siapa tahu saya bisa sukses," ujar Risma.
Iwet berharap, penghuni rusun kelak dapat hidup mandiri lewat kegiatan membatik.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/27/22160831/tutupi-tunggakan-penghuni-rusun-pulogebang-diberdayakan-membuat-batik