Seorang warganet bernama Yunita Sari membuka sebuah petisi di situs change.org meminta jadwal dikembalikan agar tidak terjadi penumpukan penumpang.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (2/4/2018) pukul 16.00, sebanyak 197 dari 200 orang telah menandatangi petisi tersebut.
Hingga pukul 16.20, target meningkat menjadi 500 orang dan ditandatangani 205 orang.
"Mohon dikaji dan kembalikan jadwal Stasiun Tangerang dan transit di Stasiun Duri seperti sedia kala. Untuk jadwal yang diubah setengah jam hanya 1 kali mengakibatkan penumpukan dan banyak penumpang yang tidak terangkut," tulis petisi tersebut.
Perkara penumpukan tak hanya akibat pergantian jadwal.
Penggunaan eskalator di peron 5 atau tujuan Tangerang juga menjadi sorotan karena sebelumnya terjadi kepadatan.
"Ditambah transit di Stasiun Duri yang mengakibatkan penumpukan di eskalator dan membahayakan nyawa kami para penumpang, mengingat mereka juga mengejar waktu kerja supaya tidak terpotong uang makan, kehadiran, transportasi, dan lain-lain. Belum kedatangan kereta transit disesuaikan kedatangan kereta yang akan transit. Terima kasih," tulis Yunita Sari.
Perubahan jadwal keberangkatan KRL lintas Duri-Tangerang dan sebaliknya terjadi sejak Kamis (29/3/2018) karena PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pengurangan jumlah kereta.
KRL lintas Duri-Tangerang berkurang dari 90 menjadi 80 perjalanan.
Pengurangan tersebut disesuaikan berdasarkan grafik perjalanan kereta api 2017 yang diberlakukan pemerintah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/02/18321911/muncul-petisi-online-minta-jadwal-stasiun-duri-tangerang-dikembalikan