"Biasanya mereka masuk ke gerai ATM dengan mengenakan baju lengan panjang, celana panjang dan topi. Hal ini dilakukan agar kedatangan mereka sebagai WNA tidak menjadi pusat perhatian," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018).
Ia mengatakan, hal ini dilakukan karena kejahatan skimming mulanya berasal dari kawasan Eropa Timur dan biasanya dibawa masuk ke negara-negara termasuk Indonesia oleh para WNA dengan izin sebagai turis.
"Penampilan semacam itu juga mereka gunakan untuk menghindari sorotan kamera CCTV di gerai ATM," ujar Rovan.
Ia mengatakan pelaku skimming hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk memasang alat perekam di balik insert card atau lubang untuk memasukkan kartu ATM.
Alat perekam itu, lanjutnya, berbentuk kecil dan harus ditempatkan di belakang insert card dengan cara mencongkelnya
"Jadi insert card itu harus dicongkel, pelaku menggunakan obeng atau perangkat lain. Setelah terbuka baru mesin perekam dimasukkan," tururnya.
Rovan melanjutkan, setelah mesin perekam terpasang, pelaku akan menutup kembali insert card. Dalam beberapa kasus ada juga yang mengelem insert card tersebut.
Penampilan yang tertutup dan gerak-gerik mencurigakan saat mencongkel insert card inilah yang membuat para sekuriti berkontribusi dalam penangkapan empat WNA dari tiga kasus skimming hingga bulan Maret 2018.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/04/07452801/kenakan-topi-dan-baju-lengan-panjang-cara-wna-pelaku-skimming-samarkan