Salin Artikel

Polisi Minta Warga Waspadai Pembobolan ATM dengan Modus Ganjal ATM

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta untuk mewasapadai kejahatan pencurian dengan modus mengganjal ATM. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah menerima bantuan dari orang tidak dikenal.

"Imbauan untuk masyarakat agar ketika mengambil ATM, jangan terlalu percaya bujuk rayu orang yang di belakangnya," kata Kapolsek Koja Jakarta Utara Kompol Agung Wibowo, Rabu (11/4/2018).

Agung menjelaskan, pelaku kejahatan bermodus ini biasanya mengantri di belakang korban dan berpura-pura memberikan bantuan, ketika korban mengalami masalah dengan kartu ATM-nya.

Pelaku tersebut, lanjut Agung, akan mengarahkan korban untuk segera menelpon nomor yang tertera di mesin ATM. "Padahal nomor itu adalah tempelan dari pelaku," kata Agung.

Polsek Koja sebelumnya menangkap dua anggota sindikat pembobol ATM pada Minggu (8/4/2018) kemarin. Kepada polisi, kedua pelaku berinisial IR dan IK menceritakan cara kerja metode ganjal ATM tersebut.

"IR berperan mengelabui korban dengan cara memasang atau mengganjal ATM dengan menggunakan mika. Awal mulanya mika tersebut di potong, dikecilkan, terus dimasukan di lubang ATM," kata Agung.

Akibatnya, ketika korban hendak menggunakan mesin ATM maka kartu ATM korban tidak bisa digunakan atau mengalami trouble.

Melihat korban kebingungan, salah satu pelaku akan mengarahkan korban untuk menghubungi nomor telepon yang tertera di mesin ATM. Padahal, nomor tersebut adalah nomor palsu yang dipasang oleh pelaku.

Operator palsu yang terhubung di ujung telepon akan mempengaruhi korban untuk memberikan nomor PIN-nya. "Setelah korban mmeberikan nomer PIN-nya dan meninggalkan ATM, maka pelaku dengan menggunakan linggis membongkar pintu ATM," kata Agung.

Setelah pintu ATM terbuka, pelaku mengambil kartu ATM milik korban dan pergi ke mesin ATM terdekat, untuk menguras seluruh isinya melalui PIN yang telah disebutkan korban melalui telepon.

Agung menuturkan, ada dua cara bagi masyarakat untuk mengidentifikasi ATM yang dijadikan target pembobolan. Pertama, ATM tersebut mempunyai bekas lecet. "Ada lecet karena dia pakai linggis untuk membongkar," katanya.

Kedua, masyarakat bisa menghapal nomor telepon darurat yang disediakan oleh masing-masing bank dan mencurigai bila ATM tersebut tidak menempel nomor telepon yang dimaksud.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/11/15422491/polisi-minta-warga-waspadai-pembobolan-atm-dengan-modus-ganjal-atm

Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke