Salin Artikel

Tumpukan Sampah Plastik di Kolong Tol yang Bertahun-tahun Diabaikan...

Timbunan sampah yang didominasi sampah rumah tangga itu memberi kesan jorok bagi kawasan di kolong jalan tol yang mestinya steril.

Jangan kan berkurang, warga setempat juga mengeluhkan sedikitnya petugas kebersihan yang diturunkan untuk mengangkut sampah-sampah di sana.

"Ini sampah sudah dari tol dibangun saja, tahun 1993. Semenjak ada tim oranye aja baru ada yang bersihin, ya baru-baru ini aja," kata Wakil Ketua RT 011/08 Papanggo, Asmadi, Rabu (18/4/2018).

Seorang warga bernama Nunung membenarkan pernyataan Asmadi. Ia menuturkan, baru beberapa waktu terakhir ia melihat petugas yang mengangkut sampah dari sana.

"Sebelumnya enggak ada, sekarang mah ada pasukan oranye dua kali. Waktu pas ada tim oranye aja lah, baru tahun kemarin kan ada tim oranye? Tadinya mah enggak ada," katanya.

Lurah Papanggo Maryono mengatakan, akses yang sulit menuju lokasi tersebut membuat petugas kesulitan mengangkut sampah dan berakibat pada penumpukan sampah di sana.

"Dari tahun 1996 itu (sampahnya). Aksesnya susah jadi kendaraan tidak bisa masuk. Kita terpaksa pakai manual karena itu tertutup," kata Maryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/4/2018).

Setelah menumpuk sekian lama, Kamis (19/4/2018) kemarin, ratusan petugas gabungan diturunkan untuk membersihkan sampah-sampah di sana.

"Hari ini tadi jumlah petugas dari PPSU Kelurahan 40 orang, ada juga dari Kebersihan. Pokoknya total 125 tadi tuh dari Kelurahan dan Kebersihan Kecamatan," kata Maryono.

Staf Lingkungan Hidup Kecamatan Tanjung Priok Tofan yang ditemui Kompas.com mengatakan, sedikitnya sudah ada satu ton sampah yang diangkut dari sana.

Guna memudahkan mobilisasi, petugas menggunakan sejumlah gerobak motor (germor) untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Sementara di Waduk Cincin.

"Ditransfernya dari germor itu ke Waduk Cincin, dari Waduk Cincin diangkut pakai truk besar ke Bantargebang. Truk enggak mungkin masuk ke sini," kata Tofan.

Proses pembersihan tersebut ditargetkan selesai dalam waktu kurang dari sebulan. Oleh karena itu, petugas dari berbagai instansi akan diterjunkan untuk ikut turun tangan.

"Estimasi mudah-mudahan enggak sampai sebulan. Mudah-mudahan seminggu dua minggu kelar ini," kata Maryono. 


Pagar dan Lapangan Futsal

Setelah dibersihkan, lahan di kolong tol itu rencananya akan dimanfaatkan sebagai ruang publik bagi warga sekitar yang pembangunannya akan dilakukan oleb PT Citra Marga Nusaphala Persada selaku pemilih lahan dan operator tol.

"Nanti lokasi akan dibangun semacam lapangan futsal, balai pertemuan warga dari CMNP karena (lahan) itu punya CMNP," kata Maryono.

Ia menambahkan, lahan tersebut juga akan dipagari untuk mencegah adanya sampah yang dibuang ke sana. Pemagaram tersebut, kata Maryono, juga tanggungjawab CMNP.

"Pihak CMNP itu memagar harusnya, kenapa sampai sekarang enggak dipagar-pagar? Sedangkan di daerah lain di Warakas dipagar sudah. Rencananya CMNP akan memagar secepatnya," kata Maryono.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/20/07371461/tumpukan-sampah-plastik-di-kolong-tol-yang-bertahun-tahun-diabaikan

Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke