Sebanyak 13 KK yang disebut bersedia pindah ke rusun, kata Sudarsono, dipaksa untuk menyetujui tawaran pemerintah.
"Begini, yang urus rusun itu cuma 13 orang itu pun saat itu juga sedikit dipaksa dari pemerintah. Awalnya survei, tapi ternyata di sana juga untuk tanda tangan," ujar Sudarsono saat berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/5/2018).
Sampai saat ini, korban kebakaran masih bertahan tinggal di tenda. Mereka mengatakan pindah ke rusun bisa berpengaruh kepada kehidupan mereka.
Sudarsono mengatakan lebih kurang ada 132 KK yang tinggal di Taman Kota. Jumlah tersebut adalah warga yang memiliki bangunan, bukan mengontrak.
"Kami pengin pemerintah tetap mempertahankan kami di situ karena warga tak mau direlokasi. Dampaknya relokasi banyak sekali, dari segi ekonomi, pendidikan, pasti berdampak semua," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Tambora, Sarjoko, mengatakan sudah ada warga korban kebakaran Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat yang bersedia pindah ke Rusun Rawa Buaya.
"Kemarin warga didampingi lurah dam camat melakukan orientasi ke Rusun Rawa Buaya. Kami beri informasi kondisi sarana dan prasarana. (Sebanyak) 13 (KK) yang hadir menyatakan setuju," kata Sarjoko, Rabu.
Rencananya sebanyak 132 kepala keluarga (KK) akan menempati rusun Rawa Buaya yang sudah siap huni, yaitu tower A dan B dengan jumlah 358 unit. Namun, hingga saat ini baru satu keluarga yang tinggal di sana.
"Yang sudah ambil kunci dan tinggal baru satu KK," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/02/14571651/ketua-rt-sebut-13-kk-korban-kebakaran-taman-kota-dipaksa-setuju-pindah-ke