Aksi itu berlangsung dalam debat Pilgub Jabar yang digelar di Universitas Indonesia (UI) pada Senin (14/5/2018) malam.
"Saya juga kaget begitu melihat tadi malam. Tapi saya belum sempat bicara sama Pak Syaikhu dan Pak Sudrajat. Kami tadi di internal tim ketemu," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Namun menurut Sandiaga, aksi itu sekadar mengikuti arahan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo meminta calon-calon yang diusungnya menyerap aspirasi masyarakat.
"Itu yang di Jabar juga merasakan masalah ekonomi tidak tertangani dan mereka untuk menyelaraskan narasi yang Jabar dan nasional, yaitu menginginkan penanganan ekonomi yang lebih baik dengan fokus pada ekonomi rumah tangga, ekonomi yang berbasis lapangan kerja dan biaya hidup," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, aspirasi yang dijaring Sudrajat-Syaikhu sama dengan aspirasi masyarakat Indonesia. Ia tak menegaskan apakah pergantian presiden menjadi inti dari aspirasi itu.
"Aspirasinya ingin ekonomi yang lebih baik dan ekonomi yang lebih baik di Jabar juga sejajar dengan ekonomi yang diharapkan lebih baik di nasional," kata dia.
Sebelumnya, kericuhan terjadi jelang penutupan debat publik putaran kedua pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5/2018).
Pemicu kekisruhan disebabkan aksi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Sudrajat dan Ahmad Syaikhu membawa kaus bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".
Selain itu, mereka juga mengucapkan kata-kata bernada provokatif "Pilihlah nomor 3, Asyik. Kalau Asyik menang, Insya Allah 2019 kita akan ganti presiden".
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/15/20581991/sandiaga-kaget-sudrajat-syaikhu-bawa-kaus-2018-asyik-menang-2019-ganti