Makam tersebut letaknya tak jauh dari rumah yang ditinggali orang nomor satu di DKI Jakarta sejak tahun 2012 tersebut.
Dalam acara yang digelar pada hari kedua lebaran tersebut, warga tak hanya bersilaturahim dan bermaaf-maafan. Mereka juga menggunakan momen tersebut untuk berinteraksi langsung dengan Anies dan mengutarakan aspirasinya.
Ketua RW 004 Mursyid, saat itu mewakili warga, menyampaikan keinginan warga agar proyek pembangunan Waduk Lebak Bulus yang terletak tak jauh dari kawasan makam tersebut segera diselesaikan.
Menurut Mirsyid, rencana pembangunan waduk ini bermula ketika Jakarta mengalami banjir besar sekitar tahun 2005. Saat itu, DKI masih dipimpin oleh mantan Gubernur Sutiyoso.
Saat banjir bandang terjadi, warga Lebak Bulus yang juga terkena imbas banjir meminta pemerintah membangun sebuah waduk untuk mencegah banjir datang kembali.
Pembangunan Waduk Lebak Bulus ini kemudian masuk dalam salah satu amanat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI 2030 Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kemen PU untuk Pemprov DKI, yang dikeluarkan sekitar tahun 2013.
Saat itu rencananya, ada 11 waduk baru sampai 2030 dan ada 14 situ yang perlu ditata. Saat itu tugas dibebankan kepada Dinas Pekerjaan Umum DKI yang sekarang telah berganti nama menjadi Dinas Tata Air DKI.
Dikutip dari Harian Kompas (1/6/2016), Kepala Bidang Pembebasan Lahan Dinas Tata Air DKI yang dijabat oleh Triyono mengatakan, Waduk Lebak Bulus yang sedianya akan diberi nama Waduk Gunung Balong tersebut akan dimulai pembangunannya pada tahun 2017.
Tapi hingga kini, lahan tersebut masuh berupa tanah kosong. Pembebasan lahan disebut menjadi salah satu penghambat berjalannya proyek. Saat ini baru sekitar 1,5 hektar lahan saja yang dibebaskan dari target pembebasan 3 hektar lahan.
Bersedia "digusur"
Mursyid mengatakan, di lahan bakal waduk tersebut masih berdiri sebuah masjid bernama Darul Ishan. Namun, warga telah merelakan masjid tersebut dipindahkan untuk kelangsungan proyek.
Ia menyadari ada beberapa rumah penduduk juga yang masih berdiri di sana. Namun menurutnya, jika harga pembebasan lahan sesuai NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) warga bersedia menjual lahannya.
"Atau tanah yang ada itu dibangun taman saja. Kami sudah tidak kebanjiran lagi sekarang karena kali sudah dikeruk. Yang penting lahan kami rapi, tidak kusut," ujar Mursyid saat ditemui kemarin.
Mendengar aspirasi warga Anies berjanji akan segera menindaklanjutinya. Ia berterima kasih kepada warga yang telah merelakan masjidnya dipindah untul kelancaran pembangunan.
"Tapi menarik, salah satu masalah pembangunan itu adalah memindahkan rumah ibadah. Dan tadi banyak yang bilang Pak Anies kami siap mindah masjid. Jadi, salah satu masalah yang biasanya kita hadapi itu beres," kata Anies.
Meski demikian Anies belum dapat berkomentar banyak. Ia berencana akan mengecek terlebih dahulu informasi lengkap mengenai proyek tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya.
Sebuah ironi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku prihatin, karena rencana pembangunan waduk tersebut telah bergulir bertahun-tahun dan belum menuai kepastian. Terlebih, lanjut dia, lahan tersebut berada di dekat rumah Anies.
"Apalagi dekat rumahnya gubernur gitu kan. Itu kan ironis banget. Di deket gubernur, itu sudah direncanakan berkali-kali untuk kita pastikan di 2019 mau kemananya harus jelas," kata Sandiaga, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu.
Ia mengatakan, hal ini telah menjadi perhatiannya sejak masa kampanyenya. Saat itu, menurut dia, warga sudah mempertanyakan mengenai kelangsungan pengerjaan proyek tersebut.
Sandi menyarankan Anies untuk duduk bersama warga dan membicarakan kelanjutan pembangunan Waduk Lebak Bulus.
"Nah itu tinggal keputusan pemerintahan sekarang paling cocok karena gubernurnya tinggal di sana. Nah, beliau harus duduk sama semua pemangku lingkungan, melibatkan masyarakat maunya seperti apa," sebutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/17/16464881/mangkraknya-lahan-bakal-waduk-di-dekat-rumah-anies-yang-disebut-sandi