Salin Artikel

Sistem Tiket Elektronik Normal, Penumpang Keluhkan Antrean Numpuk di Loket THB Stasiun Manggarai

JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) tampak mengular di loket Tiket Harian Berjamin (THB) Stasiun Manggarai, Senin (23/7/2018) pukul 14.00 WIB.

Kondisi ini disebabkan banyak penumpang akan membeli atau menukarkan THB setelah sistem tiket elektronik di stasiun kembali normal.

Kompas.com mencoba ikut antre di loket THB Stasiun Manggarai. Dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk bisa membeli THB.

Hal yang sama dialami Ria (25), yang tak menyangka mesti antre lebih dari 10 menit hanya untuk menukarkan THB.

"Saya beli di Stasiun Angke soalnya, kata petugas tiketnya sudah normal kembali. Tapi, saya enggak nyangka bakal sepanjang ini antreannya. Kayaknya gara-gara pada enggak beli THB pas pagi kan, jadi antre belinya sekarang semua," kata Ria, kepada Kompas.com.

Ria menilai, petugas stasiun seharusnya bisa mengantisipasi untuk mencegah terjadinya antrean. "Saya tadi senang pas pagi beli tiket kertasnya cepat. Ini mah cuma satu loket yang dibuka, pantas antre sampai panjang banget. Petugas stasiun seharusnya ditambah dong," kata Ria.

Pendapat serupa juga diungkapkan Fero (15), seorang siswa SMP yang akan pergi ke Stasiun Tanjung Barat. Ia mengaku, terbiasa menggunakan THB setiap harinya.

"Memang biasa pakai THB. Tadi pagi pakai tiket kertas sih soalnya, katanya sistem tiketnya masih diperbaiki," kata Fero.

Namun, ia mengatakan, antrean hari ini jauh lebih panjang dibandingkan hari-hari sebelumnya. "Biasanya enggak panjang kok, 5 menit sudah bisa beli. Hari ini lebih panjang karena pada baru beli THB semua kali," tutur Fero.

Penumpang lainnya, Fairuz (48) mengaku, baru mengetahui sistem tiket elektronik sudah normal kembali setelah sampai di Stasiun Manggarai.

"Tadi pagi saya sama suami beli tiket kertas dari Bogor. Saya kira bakal sampai besok, eh tadi saya lihat ada penumpang yang sudah bisa pakai THB," kata Fairuz.

Ia menambahkan, belum melakukan top-up flazz BCA sehingga harus ikut antre membeli THB.

"Terpaksa harus antre lah kan saya belum top-up flazz. Suami saya sampai duduk tuh gara-gara capek antre. Kirain masih tiket kertas, enggak taunya sudah bisa lagi," tambah Fairuz.

Sistem tiket elektronik di Stasiun Manggarai kembali normal pada Senin (23/7/2018) pukul 11.00 WIB.

Pada Senin pagi, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan sistem pembaruan dan perbaikan sistem tiket elektronik.

Akibatnya, para penumpang harus membeli tiket kertas seharga Rp 3.000 untuk semua tujuan.

Selama proses perbaikan, penumpang KRL mengeluh karena mereka harus antre untuk membeli tiket kertas. Antrean pun terpantau mengular di sejumlah stasiun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/23/15514031/sistem-tiket-elektronik-normal-penumpang-keluhkan-antrean-numpuk-di-loket

Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke