Berbagai upaya telah dilakukan sejumlah pihak untuk mengatasi masalah tersebut.
Upaya terbaru, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memasang dua unit alat plasma nano bubble di Kali Item.
Pada Jumat (3/8/2018), Kompas.com mencoba menelusuri Kali Item hingga pangkalnya.
Perjalanan dimulai dari Pintu Air Gunung Antang di kawasan Palmeriam, Jakarta Timur.
Pintu Air tersebut memecah aliran Kali Baru ke dua aliran yaitu menuju Kali Sentiong dan Kali Ciliwung.
Jumat pagi ini, pintu air tengah dibuka ke arah Kali Ciliwung.
Namun, bukan berarti tak ada air yang mengalir di saluran menuju Kali Sentiong.
Pantauan Kompas.com, air mengalir cukup kencang di saluran selebar 2,5 meter yang membentang hingga Pasar Pramuka tersebut.
Tidak ada bau menyengat yang muncul dari aliran tersebut.
Warna airnya pun cukup bening, di beberapa titik dasar air terlihat dengan jelas.
Namun, ada juga titik-titik yang airnya terlihat keruh.
Petugas UPK Badan Air yang ditemui Kompas.com, Romli, menyebut hal itu disebabkan limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke kali.
"Coba saja diperhatiin ada berapa paralon yang langsung buang ke kali. Itu kan orang mandi sampe cuci baju limbahnya ke sini semua," kata Romli.
Pengamatan Kompas.com, banyak pipa dan saluran buangan selokan yang mengeluarkan air beserta buih-buih bekas sabun atau deterjen.
Selain limbah cair, banyak pula sampah yang ditemui di sepanjang kali.
Pantauan Kompas.com di dekat bangunan Dislitbang TNI AD, terdapat sejumlah petugas UPK Badan Air sedang mengangkut sampah.
Slamet, salah seorang petugas tersebut, mengatakan, sampah-sampah itu dibuang oleh warga sekitar.
"Ya kalau malam mah ada saja orang main buang ke sungai. Namanya tidak diawasi kan? Kita kan tugasnya tinggal ambil sampah-sampahnya saja," kata Slamet.
Ia mengatakan, setiap harinya ada 4 meter kubik yang diangkut petugas dari tiap titik penyaringan sampah di kali tersebut.
Adapun jenis sampah yang terlihat di kali itu adalah kemasan styrofoam, bungkusan plastik, serta daun-daun kering.
"Kadang-kadang ada juga bangkai kucing atau bangkai tikus," kata Slamet.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/03/09531501/menyusuri-kali-item-kali-di-palmeriam-tak-bau-meski-banyak-sampah