"Material fasilitas yang spesifik adalah treknya dengan panjang 250 meter, lebar 7 meter itu terbuat dari kayu Siberia," ujar Iwan di Jakarta International Velodrome, Rabu (15/8/2018).
Kayu Siberia dipilih karena memiliki tekstur yang lebih lentur dan halus, sesuai standar yang ditentukan Union Cycliste Internationale (UCI).
Keunikan lainnya adalah atap membran yang menaungi velodrome. Iwan mengatakan atap membran itu membuat velodrome menjadi hemat energi. Sebab pada siang hari atlet dapat berlatih dengan menggunakan cahaya alami.
"Jadi saat ini atlet latihan tanpa menggunakan fasilitas lampu," kata dia.
Selain itu, velodrome terse ut memiliki sistem yang menjaga kelembapan udara maksimal 70 persen. Jika sudah lebih dari batas, sistem itu akan aktif untuk menurunkan tingkat kelembapannya.
"Itu supaya material kayu bisa bertahan 30 tahun lebih, sehingga bisa digunakan sesuai standar UCI," ujar Iwan.
Pembangunan velodrome itu memakan waktu sekitar 23 bulan dengan nilai investasi Rp 655 miliar. Kapasitasnya bisa menampung sekitar 3.000 sampai 5.000 orang.
Velodrome tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari UCI dengan kategori 1 atau tertinggi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/15/13105411/velodrome-rawamangun-gunakan-kayu-siberia-dan-atap-membran-hemat-energi