"Iya (dipukuli), saya enggak maling, tapi tetap aja orang itu enggak percaya. Saya disundut-sunduti rokok begini, saya disangka maling," ujar Iyan saat ditemui usai diminta keterangan di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
Sambil terbata-bata, Iyan mengatakan dipukuli berkali-kali karena tidak mengaku bahwa dia adalah maling. Orang yang memukulinya, kata Iyan, menduga uang Rp 2,4 juta yang dikantonginya merupakan hasil mencuri di kawasan Lapangan Banteng.
Karena tidak mengaku, Iyan terus dipukuli hingga seluruh wajahnya mengalami lebam dan bengkak.
Iyan juga mengaku diseret, diborgol di sebuah bangku yang berada di Lapangan Banteng.
"Saya enggak maling, saya enggak ngambil uang. Itu hasil ngumpulin botol Aqua dan kardus-kardus saja. Kalau ada foto orangnya, saya hapal," ujar Iyan.
Kakak Iyan, Sari mengatakan, uang jutaan rupiah yang dikantongi Iyan berasal dari kerja kerasnya dengan mengumpulkan botol minuman plastik, kardus, dan upah membantu warga sekitar saat pindahan.
Sari mengatakan, Iyan sangat jarang untuk menghabiskan uang hasil kerja kerasnya. Seluruh uang yang Ia dapatkan, ditabung. Seluruh kebutuhan termasuk jajan masih ditanggung oleh keluarga. Uang tersebut juga biasa dibawa Iyan saat jalan-jalan. Iyan trauma pernah kehilangan uang yang disimpan di rumahnya.
"Kalau mau jajan masih minta ke saya. Dia trauma pernah kehilangan uang waktu disimpan di rumah," ujar Sari.
Iyan dianiaya di Lapangan Banteng, Sabtu pekan lalu. Adapun keluarga mendapati Iyan berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Ia meninggalkan rumah sejak Jumat (17/8/2018).
Adapun keluarga terkejut melihat kondisi Iyan yang memprihatinkan dengan luka lebam di wajah, dan luka sudutan puntung rokok di seluruh tubuh. Keluarga Iyan telah melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Pusat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/20/15455021/saya-enggak-maling-tapi-orang-enggak-percaya-saya-disundut-rokok