Salin Artikel

Melihat Kualitas Udara di Jakarta dan Palembang Selama Asian Games 2018

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengeluarkan pantauan kualitas udara di dua kota lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018, Jakarta dan Palembang.

Kualitas udara ini dikategorikan pada Konsentrasi Partikulat (PM10), yang merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer).

Ada pula kategori Nilai Ambang Batas (NAB). NAB adalah konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM10 senilai 150 mikrogram per meter kubik.

Dilansir dari situsweb resmi BMKG, besarnya konsentrasi polusi udara dapat dikategorikan dalam 5 jenis, yakni:

  • Baik (0-50 mikrogram per meter kubik),
  • Sedang (50-150 mikrogram per meter kubik)
  • Tidak sehat (150-250 mikrogram per meter kubik)
  • Sangat tidak sehat (250-350 mikrogram per meter kubik)
  • Berbahaya (lebih dari 350 mikrogram per meter kubik).

Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, secara umum, udara di Jakarta dan Palembang tergolong baik selama penyelenggaraan Asian Games 2018 yang telah berlangsung beberapa hari ini.

"Jakarta selalu dalam kategori aedang, tapi masih cukup aman untuk terselenggaranya asian games," ujar Siswanto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).

Contohnya, pada Selasa kemarin, secara umum konsentrasi PM10 di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat, berada di kategori sedang. Demikian pula dengan Palembang.

Siswanto menyebutkan, tingginya konsentrasi polusi udara di Jakarta biasanya tak berlangsung sepanjang hari, tetapi pada jam-jam tertentu.

Jam-jam yang biasanya menyumbang angka konsentrasi polusi tinggi sekitar pukul 07.00-09.00 WIB.

"Biasanya di Jakarta itu kira-kira jam 7 sampai jam 9 pagi yang tinggi polusi udaranya, karena di jam-jam seperti itu banyak kendaraan untuk berangkat kerja," ujar Siswanto.

Menurut Siswanto, sebagian besar polusi di Ibu Kota berasal dari emisi kendaraan bermotor.

Adapun dampak yang ditimbukan dari kondisi udara yakni:

  • Kategori Baik: Tidak ada dampak yang mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan. Kategori ini paling baik.

  • Kategori Sedang: Belum ada dampak kesehatan yg dirasakan. Tapi, sudah bisa dirasakan dampak seperti mengurangi keindahan lingkungan dan jarak pandang melihat gedung agak kabur.

  • Kategori Tidak Sehat: Cukup membahayakan untuk orang dengan gangguan spesifik seperti batuk, pilek, dan asma.

  • Sangat Tidak Sehat: Dapat menimbulkan batuk dan asma.

  • Berbahaya: Biasanya kondisi ini merupakan kondisi udara yang beracun.

Siswanto mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus jadi perhatian masyarakat dan pihak terkait untuk menekan angka polusi udara:

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/22/10041551/melihat-kualitas-udara-di-jakarta-dan-palembang-selama-asian-games-2018

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke